Rabu, 1 Oktober 2025

Gubernur NTT: Tangkap Semua yang Pegang Senjata Tajam

Gubernur NTT, Drs. Frans Lebu Raya, meminta aparat keamanan harus tegas menangani konflik warga Lewonara dan Lewobunga.

Editor: Gusti Sawabi
zoom-inlihat foto Gubernur NTT: Tangkap Semua yang Pegang Senjata Tajam
Frans Lebu Raya, Gubernur NTT

TRIBUNNEWS.COM, LARANTUKA -- Gubernur NTT, Drs. Frans Lebu Raya, meminta aparat keamanan harus tegas menangani konflik warga Lewonara dan Lewobunga. Jika ada warga dua desa yang memegang senjata tajam (Sajam), tangkap dan tahan mereka.

"Aparat keamanan saya minta tegas untuk menangani masalah ini. Saya ikuti Pak Kapolda langsung turun lapangan dan mengumpulkan senjata rakitan yang ada di tangan warga. Bahkan ada warga yang memegang senjata itu ditahan. Saya minta harus tegas seperti itu," tandas  Frans saat menjenguk pasien korban perang tanding antara warga Lewonara dan Lewobunga di Kecamatan Adonara Timur, di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Larantuka, Rabu (14/11/2012).

Gubernur Frans saat berkunjung ke RSUD Larantuka didampingi Bupati Flotim, Yoseph Lagadoni Herin, S.Sos; Wakil Bupati, Valentinus Sama Tukan; Sekda Flotim Anton Tonce Matutina; para asisten, Abdul Razak Jakra, Petrus Pemang Liku dan pejabat dari propinsi serta kabupaten.  Kunjungan yang sama juga dilakukan Wakil Ketua DPRD Flotim, Theodorus M Wungubelen dan anggota DPRD Kabupaten Flotim lainnya.

Sehari sebelumnya, Bupati dan Wakil Bupati Flotim juga melakukan kunjungan yang sama. Mereka memberikan peneguhan kepada 14 orang korban luka berat dan luka ringan akibat perang tanding tersebut.

Gubernur Frans menyerukan kepada semua pihak agar  menahan diri dan memberikan dukungan moril kepada warga yang bersengketa untuk menghentikan perang. Dan, mendukung pemerintah yang sedang berusaha melakukan upaya penyelesaian konflik antara kedua warga.

"Tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan. Semua bisa kita lakukan asalkan dengan kepala dingin. Karena itu, saya minta semua pihak menahan diri dan mendukung upaya pemerintah dalam menyelesaikan masalah ini. Tim sembilan sedang bekerja dan kita berikan kesempatan kepada tim ini untuk bekerja secara baik menghimpun data hingga mengolahnya. Pekerjaan ini membutuhkan waktu karena itu sulit kita memintanya secara cepat. Mestinya jika tidak terjadi paha kemaha atau penetapan tapal batas, maka segera ditemukan solusinya. Namun dengan  kejadian seperti ini, biarkan kita cooling down dulu," kata Frans.

Gubernur mengatakan, kedatangannya pada  Rabu (14/11/2012) merupakan yang ketiga kalinya untuk menyelesaikan  konflik tanah di Lewonara dan Lewobunga. Ia berharap ini merupakan kedatangannya yang terakhir.  "Saya harap kedatangan saya yang ketiga kali ini merupakan yang terakhir untuk menyelesaikan masalah ini. Jangan lagi ada perang. Kerja aparat keamanan harus lebih jelas dan tegas," tandas Frans. (iva)

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved