Paduan Aksesori Tradisional dan Gaun Modern ala Hengki
Belakangan ini elemen tradisional menjadi elemen yang gencar-gencarnya dieksplorasi oleh para desainer mode
TRIBUNNEWS.COM – Belakangan ini elemen tradisional menjadi elemen yang gencar-gencarnya dieksplorasi oleh para desainer mode di Tanah Air. Kain tradisional contohnya, sudah banyak desainer yang mengangkat tekstil tersebut ke dalam karya-karyanya.
Namun di tengah gencarnya pengeksplorasian tekstil tradisional, ada elemen tradisional lainnya yang justru mulai terlupakan, yakni aksesoris kerajinan tangan buatan perajin lokal.
Adalah Hengki Kawilarang yang kemudian justru mengangkat kembali kreasi yang mulai terlupakan itu. Dalam koleksi terbarunya yang dinamakan "Rainbow", Hengki menghadirkan sejumlah pilihan produk tradisional seperti tas dan sepatu yang telah disortirnya bersama Kementrian Koperasi dan UKM dan SMESCO.
Produk terpilih tersebut, kata Hengki, tentunya yang memiliki daya jual tinggi dan dapat diolah kembali menjadi produk yang bagus. Koleksinya ini ditampilkan pada hari terakhir perhelatan Jakarta Fashion Week 2013, Senin (12/11/2012).
"Agak miris melihat aksesori tradisional mulai terlupakan. Saat berkunjung ke daerah, saya lihat aksesori di sana dijual paling mahal Rp 10 ribu. Makanya saya ingin mengangkat aksesori tersebut," ujar desainer yang karyanya sering dikenakan para selebritas ini.
Pilihan aksesori tersebut berpadu manis dengan gaun-gaun pesta terbaru rancangannya yang didominasi cocktail dress dan gaun panjang satin dan sifon dengan detail bordiran. Siluet yang diusung Hengki untuk koleksinya ini adalah siluet busana tahun 80an, dengan sentuhan garis asimetris dalam palet warna-warna terang pelangi alias "mejikuhibiniu".
Di tangan Hengki, aksesori tersebut diolah kembali menjadi produk yang berkesan mewah, misal tas ditambahkan detail kristal. Terlihat sebuah tas jinjing ungu yang terbuat dari lembah rotan yang dianyam dan dihiasi kristal warna-warni melengkapi penampilan seorang model yang dibaluti blouse biru terang berbahan lace dengan aksen volume pada shoulder pada khas 80an dan celana panjang pipa berwarna sama.
Selain itu, Hengki juga menghadirkan sebuah tas selempang berbentuk mangkok yang terbuat dari akar jerami berhiaskan ukiran mute khas Dayak. Tas ini menjadi peneman manis cocktail dress sequin merah muda beraksen ruffle di bagian bawahnya. Tote bag anyaman dengan aksen warna-warna terang juga sesekali terlihat melengkapi beberapa penampilan.
Untuk alas kaki, Hengki menghadirkan strappy platform yang terbuat dari kayu mahoni. Hengki berkolaborasi dengan perajin Tasikmalaya untuk membuat bagian platform tersebut.
Ini bukan yang pertama, melainkan yang ketiga kalinya Hengki bereksperimen dengan elemen tradisional dalam karyanya. Ia berharap semakin banyak desainer yang mengikuti jejaknya untuk mengangangkat produk kerajinan lainnya selain tekstil dalam karya mereka. "Supaya produk tersebut bisa diolah menjadi sebuah fashion item yang berkualitas," katanya.
Simak berita KORAN FUTURISTIK dan ELEGAN, Tribun Jakarta Digital Newspaper