Berlusconi ancam jatuhkan pemerintah Italia

Mantan Perdana Menteri Italia Silvio Berlusconi mengancam akan menjatuhkan pemerintahan pimpinan Mario Monti dengan alasan kabinet PM Monti telah membawa Italia ke tubir "resesi melingkar" dan partainya, PDL, akan segera memutuskan untuk menarik dukungan dari koalisi pemerintahan.

PDL adalah partai terbesar dalam parlemen dan jika benar menarik kekuatan dari koalisi pemerintah, maka situasi ini bisa berakibat pada pemilu dini.

Berlusconi dipaksa mundur dari posisi sebagai PM Italia tahun lalu, sementara ancamannya muncul sehari setelah pengadilan menyatakan dirinya bersalah dalam kasus penggelapan pajak.

Kubu Berlusconi mengatakan akan mengajukan banding terhadap hukuman empat tahun penjara , yang sudah dikurangi jadi tinggal satu tahun, dengan tudingan telah menggelembungkan harga distribusi hak pembelian siaran yang dilakukan oleh grup Mediaset miliknya untuk menghindari pajak.

Tetap berpolitik

Bersamaan dengan jatuhnya vonis terhadap Berlusconi, ribuan orang kembali turun ke jalan di Roma untuk berdemonstrasi melawan kebijakan pengetatan anggaran yang diberlakukan oleh pemerintahan PM Monti.

Menurut Berlusconi, pemerintah Italia saat ini tengah melakukan "pemerasan fiskal".

"Kita harus mengakui fakta bahwa niat pemerintah adalah melanjutkan resesi melingkar terhadap perekonomian kita," kata Berlusconi.

"Bersama dengan para kolaborator saya, kami akan putuskan dalam beberapa hari ini apakah sebaiknya segera menarik dukungan dari pemerintah ini, atau mengikuti jadwal pemilu yang sudah diatur."

Pemilu terakhir dilangsungkan tahun 2008 dan yang akan datang dijadwalkan berlangsung tahun 2013.

PM Monti ditunjuk November tahun lalu, di tengah krisis ekonomi yang dialami Italia akibat krisis rating kredit Zona Eropa.

Kebijakan pemerintah baru ini adalah menaikkan pajak, memotong anggaran belanja dan mengatur ulang sistem pensiun.

Wartawan BBC David Willey di Roma mengatakan Berlusconi tak akan tinggal diam mendapat hukuman karena penipuan pajak.

Kepada wartawan polisi dan konglomerat terkaya Italia itu pada Sabtu (28/10) lalu mengatakan dirinya merasa "berkewajiban" tetap berpolitik.