Rabu, 1 Oktober 2025

Menata Perbatasan Jadi Surga Bawah Laut

Di perairannya yang dihiasi gugusan batu-batuan besar ternyata juga memiliki potensi yang lebih menawan lagi

Editor: Budi Prasetyo
zoom-inlihat foto Menata Perbatasan Jadi Surga Bawah Laut
Pulau Berhala Serdang Bedagai, Sumatera Utara dulunya hanyalah hutan belantara dengan luas kurang lebih 44,57 Ha. Tak ada penduduk yang tinggal di pulau ini, hanya nelayan yang sesekali singgah.

Laporan Wartawan Tribun Medan / Arifin Al Alamudi

TRIBUNNEWS.COM , MEDAN - Pulau Berhala Serdang Bedagai, Sumatera Utara dulunya hanyalah hutan belantara dengan luas kurang lebih 44,57 Ha. Tak ada penduduk yang tinggal di pulau ini, hanya nelayan yang sesekali singgah.

Dari Dermaga Desa Bagan, pulau ini berjarak 21 mil, dan hanya berjarak 6 mil dari Pulau Datuk, milik Malaysia yang menjadi pembatas dengan Indonesia. Pulau Berhala nyaris diklaim oleh Malaysia, sehingga petugas Kamla dikerahkan untuk menjaga pulau ini.

Tahun 2003, Kabupaten Deliserdang, Sumut dimekarkan. Pulau Berhala masuk wilayah administrasi Kecamatan Tanjung Beringin, Kabupaten Serdangbedagai, Sumatera Utara. Dua tahun kemudian, kabupaten baru ini memilih Tengku Erry Nuradi sebagai Bupatinya, dan Soekirman sebagai Wakil Bupati.

Diawal kepemimpinannya, kabar Malaysia akan mengklaim Pulau Berhala terdengar. Sebagai Bupati, Erry tak mau diam dan meninjau keberadaan Pulau Berhala. Dengan menggunakan kapal motor ia berangkat menuju Pulau Berhala. Butuh waktu sekitar 3 jam untuk tiba di pulau tersebut.

Hasil peninjauan ini di luar dugaan Erry. Awalnya ia hanya menilai pulau dengan panjang pantai sekitar 700 meter hanya terdiri dari hutan belantara, ternyata salah. Pulau yang diapit oleh dua pulau kecil, Pulau Sokong Nenek dan Pulau Sokong Siembang ternyata didiami oleh berbagai macam satwa langka yang harus dilindungi, biawak, penyu, ular, dan napu (sejenis kancil).

Di perairannya yang dihiasi gugusan batu-batuan besar ternyata juga memiliki potensi yang lebih menawan lagi. Menyimpan biota-biota langka, terumbu karang muda, ketam kelapa, kima raksasa, dan ikan bulu ayah yang harus dilindungi. Di pantai pasir antara Pulau Berhala dan Pulau Sokong nenek menjadi tempat persinggahan penyu untuk bertelur.

Dengan adanya satwa yang harus dilindungi, keindahan alam, dan keragaman biota laut yang dihiasi birunya air laut, dibenak Erry saat itu hanya ada satu keinginan. Jangan sampai pulau ini direbut oleh Malaysia.

"Bila dilihat potensi alamnya yang sangat eksotis, Pulau Berhala perlu dibenahi dan dibangun berbagai sarana dan prasarana agar dapat dijadikan tujuan wisata," ujarnya.

Erry pun menyusun strategi menyelamatkan pulau ini. Setahun pascakunjungannya ke Pulau Berhala, ia memasukkannya ke dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Serdangbedagai periode 2006-2016. Dalam RTRW tersebut, ia menjadikan Pulau Berhala sebagai Kawasan Pariwisata Bahari Berwawasan Lingkungan atau sering disebut Kawasan Ecomarine Tourism.

Menurutnya, menjadikannya kawasan pariwisata bahari akan memancing orang datang ke sana. Di satu sisi pendapat daerah bisa bertambah, di sisi lain juga mencegah Malaysia mengklaim pulau tersebut. Sebagai pulau terluar NKRI tentu ini harus mendapat perhatian khusus.

Selain potensi Pulau Berhala, Erry juga menemukan kelemahan Pulau Berhala. Transportasi yang belum ada, air bersih yang sulit, tidak ada listrik, dan tidak ada penginapan yang tersedia.

Usai ditetapkan sebagai Ecomarine Tourism, langkah pertama yang dilakukan Erry adalah membangun pos jaga untuk petugas Keamanan Laut. Agar Kamla yang menjaga di sana memiliki tempat yang layak. Plank dengan nama Pulau Berhala Serdangbedagai juga kita pasang untuk memperjelas pulau ini adalah wilayah Indonesia dan menghindari sengketa dengan daerah lain.

Tahun selanjutnya, ia berusaha 'menjolok' anggaran dari pemerintah pusat untuk mengembangkan Pulau Berhala seperti impiannya. Hasilnya lumayan, ia mendapat Rp 1,9 miliar dari APBN melalui Direktorat Jenderal Bina Karya.

Dengan uang tersebut ia membangun sarana dan prasarana pokok di Pulau Berhala. Membangun bak penampung air dan pipa untuk penyediaan air bersih serta membangun mesin pembangkit listrik tenaga matahari.

Halaman
12
Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved