Puluhan Hektar Tanaman Bawang Merah Mati
Tapi kenyataanya hujan sekalipun belum pernah turun sejak sebulan terakhir, akibatnya kami kesulitan mendapatkan air

TRIBUNNEWS.COM,NGANJUK- Akibat kekeringan dan kseulitan air, puluhan hektar tanaman bawang merah di desa Sidokare kecamatan Rejoso mati.
Akibatnya petani bawang merah mengalami kerugian hingga puluhan juta rupiah. Ini setelah biaya tanam hingga panen mencapai sekitar Rp 20 juta per hektarnya.
Munurut salah satu petani bawang merah, Jumadi, kekeringan yang terjadi sekarang ini diluar prediksi pata petani bawang merah. Karena biasanya memasuki bulan Oktober seperti sekarang ini sudah mulai turun hujan.
"Tapi kenyataanya hujan sekalipun belum pernah turun sejak sebulan terakhir, akibatnya kami kesulitan mendapatkan air untuk mengairi tanaman bawang merah," kata Jumadi, Kamis (11/10/2012).
Kekeringan yang terjadi sekarang ini, ungkap Jumadi, diperparah oleh semakin dalamnya sumber air didalam tanah. Hal ini mengakibatkan diesel pompa air tidak lagi mampu menyedot air dari dalam tanah.
"Ya beginilah akhirnya kami pasrah saja tanaman mati karena tidak dapat air," tandas Jumadi.
Hal sama disampaikan petani bawang merah lainya di desa Sidokare, Saelan. Menurutnya, tanaman bawang merah yang mati umumnya memasuki usia 40 hari. Dimana pada usia tersebut tanaman bawang merah membutuhkan air dalam kondisi cukup.
"Jika dalam usia tanam tersebut tanaman bawang merah tidak mendapatkan cukup air ya kondisinya seperti sekarang ini, tidak tertolong dan akhirnya mati," tutur Saelan.