Pipa Minyak Pertamina Meledak
'Kalian Akan Kami Habisi'
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Rudi Rubini, Kamis

TRIBUNNEWS.COM, BAYUNGLENCIR - Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Rudi Rubini, Kamis (4/10/2012), melakukan sidak ke tempat penyulingan minyak mentah tradisional di Simpang Bayat pascaledakan tempat penampungan minyak mentah yang memakan enam korban jiwa di Bayung Lencir, Muba.
Wamen didampingi Pangdam II/SWJ Mayjend TNI Nugroho Widyatomo, Wakapolda Sumsel Brigjen Pol M Zulkarnain, Wabup Muba Beni Hernedi, Kapolres Muba AKBP Toto Wibowo, Kodim 0401/Muba Letkol Inf Haryantana, Kepala Perwakilan BP Migas Wilayah Sumsel Setia Budi, pihak Pertamina, Elnusa, dan Pertagas.
Pada kesempatan itu sempat terjadi insiden seorang pegawai Pertamina memarahi Sudirman, seorang penyuling minyak di Simpang Bayat. Pria itu menanyai Sudirman dari mana asal minyak mentah yang mereka kelola. Sudirman hanya menjawab dari gayung.
Mendengar jawaban itu, orang dari PT Pertamina tadi terihat kesal. "Asal bapak tahu ya, ini semua minyak kami yang kalian curi. Tunggu saja, nanti kalian akan kami habisi semua," katanya lantas bergegas menyusul rombongan wamen meninggalkan lokasi.
Sudirman terlihat termangu sejenak kemudian membersihkan tangannya dari minyak mentah yang menempel.
Kawasan Sungai Bayang dikenal sebagai pemasok BBM, terutama minyak tanah, di Sumsel. Perputaran uang di sini disebut-sebut mencapai miliaran rupiah dalam satu hari. Untuk mencapai lokasi masuk ke dalam simpang jalan yang aspalnya cukup mulus. Penjagaan juga berlapis sehingga tak semua orang bisa masuk.
Gambaran itu tak terlihat pada sidak kemarin. Sekitar dua kilometer dari simpang, terlihat tempat penyulingan minyak di sebelah kiri dan kanan jalan. Jeriken, drum dan tumpahan minyak mentah serta tempat pemasakan minyak, memenuhi areal sepanjang jalan. Bahkan di lahan ini juga dibuat pondok-pondok kecil dan rumah semi permanen hingga permanen. Tidak terlihat ramai aktivitas penyulingan minyak. Hanya ada satu lokasi yang melakukan penyulingan, yakni tempat Sudirman dimarahi.
Sebelum ke Sungai Bayat, Wamen Rudi Rubiandini meninjau lokasi terjadi ledakan penampungan minyak mentah di Bayung Lencir. Rudi melihat lubang penampungan minyak mentah yang dibuat oleh warga sedalam 1 meter dengan diameter berkisar 50 cm. Dia mengatakan, untuk menanggulangi pencurian minyak dimulai dengan mengamankan jalur pipa Tempino-Plaju. Kemudian warga diberi ruang untuk dapat mengelola sumur-sumur tua yang masih potensial.
“Dengan begitu warga tidak mencuri, tapi mereka nanti dapat bekerja secara legal,” kata Rudi.
Menurut dia, seluruh warga negara tentu harus bekerja di atas koridor hukum yang berlaku. Tidak diperbolehkan melakukan kegiatan ilegal sehingga akan memperoleh mata pencarian yang tidak halal. Untuk itu, pemerintah mengarahkan pengoperasian kembali sumur tua peninggalan jaman Belanda yang masih potensial.
“Untuk sumur tua kita sudah ada aturannya, bisa dalam wadah koperasi dan hasil pengolahan minyak mentah bisa dijual ke Pertamina dan dapat dihargai sekitar 75 persen harga minyak dunia,” terang Rudi.
Rudi mengajak semua elemen terkait untuk dapat duduk bersama mencari solusi saling menguntungkan. Aparat keamanan pemilik pipa harus tegas mengawasi aksi pencurian.