TNI Akhirnya Lepas Cessna Warga AS di Balikpapan
Insiden di udara terjadi kembali ketika Pesawat Cessna 208 dengan nomor registrasi N354RM milik warga Amerika Serikat
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Insiden di udara terjadi kembali ketika Pesawat Cessna 208 dengan nomor registrasi N354RM milik warga Amerika Serikat yang dipaksa mendarat di Base Ops Lanud TNI AU Sepinggan, Balikpapan.
Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono mengatakan, pesawat tersebut sudah diperbolehkan melanjutkan penerbangannya.
"Pada saat pemeriksaan dia memang tidak punya surat, tapi sudah dilengkapi. Saya menerima laporan sore ini selesai," kata Agus di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (3/10/2012).
Mengenai adanya kabar bahwa wilayah timur Indonesia lemah radar, Agus mengatakan, pihaknya sudah mengintegrasikan dengan radar sipil.
"Artinya kalau digabung bisa menunjukkan kemampuan yang cukup memadai," katanya.
Namun, Agus mengakui bila radar militer di wilayah timur memang masih kurang. "Tapi sudah kita program sampai 2024, perencanaan sudah ada, tinggal anggaran yang dialokasikan," katanya.
Agus membantah bila pesawat Amerika tersebut tidak terdeteksi radar. Agus mengatakan pesawat Cessna tersebut sudah terdeteksi radar.
"Terdeteksi, kalau tidak terdeteksi bagaimana kita menurunkan. Itu sudah terdeteksi, karena mereka, Cessna disuruh turun di Makasar tidak mau, terpaksa kita terbangkan pesawat, tapi sejak masuk sudah kita tahu," ujarnya.
Sebelumnya, insiden udara terjadi atas langit Indonesia, Minggu (30/9/2012). Sebuah pesawat sipil asing asal Amerika Serikat (AS) tujuan Singapura akhirnya diturunkan paksa (force down) oleh TNI-AU ke Bandara Sepinggan, Balikpapan.
Pesawat Cessna 208 dengan nomor registrasi N354RM tersebut ditindak karena terbang memasuki wilayah Indonesia tanpa membawa dokumen izin resmi seperti flight approval (FA) dan flight security (FS), Minggu (30/9/2012).
Untuk menurunkan paksa pesawat dengan pilot Michael A Boyd ini, dua pesawat tempur Sukhoi dari Skuadron 11 Makassar dikerahkan untuk memburu.
Pesawat yang tak membawa penumpang ini terbang dari Wichita, AS, pada tanggal 25 September ini rencananya akan digunakan oleh PT Rajawali Dirgantara Mandiri melalui Global Flyer Inc.
BACA JUGA: