Tablet China Masih Rajai Pasar Lokal
Penetrasi tablet China masih merajai penjualan produk tablet di Yogyakarta.

TRIBUNNEWS.COM YOGYA, - Penetrasi tablet China masih merajai penjualan produk tablet di Yogyakarta. Menurut Sekretaris Asosiasi Pengusaha Komputer Indonesia (Apkomindo) DIY, Dicky Purnawibawa, penjualan tablet China mendominasi lebih dari 60 persen dibanding tablet-tablet branded. "Hal ini dikarenakan tablet merupakan barang baru, sehingga masyarakat seringkali sayang menghabiskan uang banyak untuk produk baru," ujarnya saat ditemui pada pameran komputer Yogyakomtek 2012 di Jogja Expo Center (JEC), Sabtu (29/9/2012).
Meskipun berbagai model tablet diperkenalkan di pasaran, mayoritas masyarakat, termasuk Yogyakarta, lebih tertarik membeli tablet China. Hal ini dikarenakan tablet China menawarkan harga yang lebih murah dibanding tablet branded seperti Samsung ataupun Apple. "Biasanya orang beli yang murah dulu. Kalau sudah dicoba, sudah familiar dan tidak puas barulah ia akan naik tingkat dengan membeli produk branded," jelasnya.
Pada awal kuartal keempat tahun ini, masyarakat akan mengenal berbagai produk tablet China. Tablet China saat ini bisa didapatkan dengan harga Rp 500 ribuan, jauh lebih murah dari tablet branded yang dijual mulai dari Rp 3 jutaan. Untuk menyaingi pasar tablet murah, Samsung sengaja meluncurkan tablet berukuran 7 inchi yang dibandrol seharga Rp 3,5 jutaan untuk bidik segmen menengah di harga 3,5 jutaan. "Ke depan Samsung akan mengarah ke ukuran 5 inchi, lebih ke arah mobile phone tapi fungsi tabletnya komplit," tuturnya.
Dari persaingan tablet ini, brand China seperti Advance dan Cyrus sempat mencuri perhatian banyak masyarakat karena fitur-fiturnya yang menarik. Namun, sampai saat ini belum ada tablet China yang spesifikasinya mendekati tablet branded. Hal ini disebabkan karena harganya yang relatif jauh. "Umumnya, tablet China mengimbanginya dengan menyamakan memori dan prosesor dengan tablet branded, dua komponen ini harganya tidak terpaut banyak sehingga harga tablet masih bisa ditekan," terangnya.
Dilihat dari spesifikasinya, tablet China dan tablet branded memiliki perangkat hardware ini yang sama. Pembeda yang paling mencolok di antara keduanya adalah hardware pendukung seperti layar, casing, batrei, serta mesin penangkap sinyal. Sementara dari kemasannya, aspek layar merupakan bagian terpenting dari tablet.
Ia berpendapat, layar menjadi bagian paling mahal dari sebuah tablet. Bahkan ia memperkirakan, hampir 65 persen dari harga tablet tersebut merupakan harga layar. Misalnya iPad seharga Rp 5 juta, harga komponen layarnya saja sudah mencapai Rp 3,5 juta. "Maka tidak mungkin tablet China yang dijual di bawah Rp 3 juta mempunyai layar yang bagus," paparnya.
Menurutnya, layar menduduki fungsi terpenting dari produk tablet. Karena untuk mengoperasikan layar sentuh, lanjutnya, dibutuhkan kenyamanan dalam setiap menyentuh layar. "Kalau disentuh saja tidak nyaman, mengoperasikannya pun akan sulit," imbuhnya. (gya)