Intimidasi Oknum LSM Resahkan Kepsek Sinjai
Maraknya aksi sejumlah oknum Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang meresahkan kepala sekolah di Kabupaten Sinjai dengan meminta
Laporan Wartawan Tribun Timur, Mahyuddin
TRIBUNNEWS.COM, SINJAI - Maraknya aksi sejumlah oknum Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang meresahkan kepala sekolah di Kabupaten Sinjai dengan meminta transparansi dan mencari kesalahan sekolah guna meminta uang menuai sorotan di kalangan dari LSM Sinjai. Pasalnya, sikap kelompok atau orang mengatasnamakan LSM dinilai merusak citra LSM lainnya.
"Mereka datang secara bergerombol dan mencoba mencari-cari kesalahan pihak sekolah namun ujung-ujungnya kerap meminta sejumlah uang. Apalagi kalau sekolah tersebut mendapatkan bantuan perbaikan fisik. Ini mencederai LSM lainnya di mata masyarakat," ungkap Ketua LSM Gerakan Pemuda Anti Korupsi (Gerpak) Andi Fathir, Minggu (30/9/2012) saat menghubungi Tribun Timur (Tribun Network).
Ia juga menyebutkan, harusnya Bagian Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Pemkab Sinjai mengambil sikap dan menindak setiap LSM yang meresahkan instansi tertentu maupun sekolah yang melaporkan adanya intimidasi dari LSM.
Sementara itu, Kepala Kesbangpol Pemkab Sinjai Tanhar menjelaskan, pihaknya telah menerima laporan tersebut. Diakui Tanhar pihaknya kerap melakukan pembinaan terhadap LSM di Sinjai, namun masih banyak juga LSM yang belum terdaftar di Kesbangpol sehingga sulit dikendalikan. Meski demikian, ia juga mendukung setiap pergerakan LSM yang mengatasnamakan kebenaran sehingga Sinjai dapat bebas dari KKN.
"Kami tidak memiliki aturan untuk menindak LSM namun biasanya kami beri pembinaan dan juga mengimbau instansi lain untuk tidak meladeni LSM yang mengintimidasi," ungkap Tanhar.
Sebelumnya, sejumlah kepala sekolah yang namanya enggan disebutkan mengeluhkan intimidasi dari sekelompok maupun perorangan yang mendatangi sekolah mereka mengatasnamakan LSM. Meski sudah dijelaskan secara rinci dan mengikuti sesuai prosedur, namun oknum itu tidak pernah puas hanya dengan penjelasan.
"Awalnya mereka datang untuk silaturahmi, kemudian mulai menanyakan masalah bantuan fisik yang didapatkan sekolah baik dari dana DAK hingga dana Blokgrand pungutan uang sekolah, dana BOS hingga masalah honor guru honorer," ungkap Kepsek yang enggan disebut namanya.
Tidak hanya itu, pihak kepala sekolah ini juga meresahkan sejumlah pertanyaan yang dilontarkan oleh oknum LSM yang selalu menyudutkan. Namun setelahnya oknum LSM ini kemudian menawarkan daftar harga pasang iklan profil sekolah untuk dimuat di medianya dengan nominal hingga jutaan rupiah sebagai bentuk mitra kerja atau menawarkan bentuk proposal kepada kepala sekolah.
"Karena tidak ada anggaran sekolah dan banyak kerjaan yang harus dikerjakan, Kepsek pun berinisiatif untuk mengakhiri pembicaraan dan memberikan uang sekedar pengganti bensin. Itu saya ambilkan dari uang pribadi saya, karena kebetulan baru gajian," tutur kepala sekolah yang ditemui Tribun.
Baca Juga: