Blog Tribunners
Kapan Makassar Bisa Jadi Nyaman?
Bukan rahasia lagi, kemacetan,udara yang kotor,suhu yang terus meninggi,taman kota yang minim

TRIBUNNEWS.COM - Bukan rahasia lagi, kemacetan,udara yang kotor,suhu yang terus meninggi,taman kota yang minim dan asap kendaraan yang mengeluarkan polusi serta kekumuhan dan kekotoran itulah hiasan hari hari Makassar kini.
Entah apa yang ada dibenak Wali Kota Makassar ketika mencetuskan Makassar menjadi Kota Dunia...! sementara itu ,kekumuhan kanal kanal di Makassar tidak juga bisa diatasi seorang IAS (Ilham Arief Sirajuddin) jangankan Adipura meningkat sedikit saja kebersihannya dibanding Surabaya yg jauh lebih besar ibarat bumi dan langit.
Gambaran menuju kota yang tidak nyaman bagi warganya sendiri bahkan mengancam warganya sendiri itulah kekinian Makassar. Tidak ada transportasi massal yang nyaman untuk perpindahan manusia dari satu titik ke titik lainnya akhirnya masyarakat mencari sendiri solusinya. Celakanya solusi yang masyarakat pakai adalah menggunakan sepeda motor. Inilah anak haram kota besar yang dihasilkan dari perselingkuhan dan kesembronoan pemerintah yang membiarkan warganya seniri mencari solusi.
Akibatnya, jalanan menjadi overload. Bayangkan saja saja, jika ada 500 ribu warga setiap hari maka asap yang dihasilkan sungguh membahayakan. Bandingkan jika setiap mobil ber-AC dan nyaman bisa memuat 100 orang maka hanya diperlukan 2.000 unit dikali lima sheat perjalanan sudah terangkut semua ke titik tujuannya.
Sayang sekali Wali Kota Makassar saat ini bukanlah seperti yang dibayangkan karena yang ada dibenaknya hanyalah ingin menjadi gubernur.
Bukan rahasia lagi IAS ini sangat terindikasi korupsi dalam semua kebijakannya di Karebosi,dan sekitarnya,dalam mengeluarkan beribu ribu izin IMB pun terlihat sembrono dan serampangan tidak ada lagi tata ruang dan peruntukan semuanya bisa untuk ruko tanpa memperhatikan lapangan parkirnya sekalipun.
Kelihatannya izin yang dikeluarkan di Pemerintah kota Makassar pun sudah di perjual belikan. Apa buktinya? Tanya saja sama yang sudah mengurus IMB betapa mereka selama ini telah coba diperas oleh oknum koruptor dan tikus-tikus di pemerintah kota.
Apakah melibatkan wali kota? Inilah yang mesti ditanyakan kepada semua barang barang dan harta yang dimiliki oleh para pejabat mulai dari wali kota dan jajarannya.Dari mana mereka memperoleh uang membeli semua harta dan barang barang itu?
Semoga wali kota yang akan datang bisa lebih baik , bisa membuat kota bersih,kanal bersih,taman setiap tahun bertambah dua hektare. Yang paling penting ada angkutan massal yang nyaman dan sepeda motor dihilangkan dari peredaran kota. Semua itu berangkat dari seorang wali kota yang pionir tapi bukan dan tentu saja tidak dengan wali kota yang sekarang.
TRIBUNNERS POPULER
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.