Tanpa Transformasi, Ketahanan Pangan Tergantung Subsidi
Wakil Presiden Boediono menegaskan, ketahanan pangan yang berkelanjutan dapat dicapai bila terjadi transformasi pertanian.
Penulis:
Srihandriatmo Malau
Editor:
Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Presiden Boediono menegaskan, ketahanan pangan yang berkelanjutan dapat dicapai bila terjadi transformasi pertanian.
"Ketahanan pangan yang berkelanjutan dapat dicapai hanya dalam konteks transformasi pertanian yang berhasil," ungkap Boediono, dalam Orasi Ilmiah pada Dies Natalis IPB ke-49, Selasa (25/9/2012).
Menurutnya, transformasi itu sendiri mencakup tiga program. Yakni moderinasi teknologi, infrastruktur, dan institusi pertaninan.
Kedua, katanya, integaais dengan sekotar-sektor perekonomian nasional lain. Dan terakhir, bahwa tujuan untuk memaksimalkan peran nasional dalam bentuk pembangunan. "Tetapi secara khususnya penciptaan nilai tambah dari sektor pertanian," papar wapres.
Dijelaskan Boediono, ketahanan pengan sendiri mencakup ketersediaan (avalialibilty) dan keterjangkauan (affordability) pangan oleh setiap warga negara. Khususnya tiap rumah tangga.
"Transformasi pertanian meningkatkan tercapainya kedua aspek ketahanan pangan tersebut.Tanpa transformasi, ketahanan hanya menggantungkan subsidi. Itu hanya menciptakan ketergantungan terhadap subsidi negara. Itu menciptakan ketergantungan yang tidak akan selesai," tegas Boediono berpesan.
Lebi lanjut Boediono menerangkan, peningkatan produktivitas akan menambah suplai, dan meningkatakn pendapatan (daya beli) petani.
Sedangkan perbaikan institusi dan insfrastruktur pertanian akan ikut mendorong produktivitas dan meningkatakan elastisitas, dan respons suplai terhadap pergeseran permintaan. "Sehingga tercipta kestabilan harga," menurut dia.
Kembali ditegaskan dia, bahwa transformasi pertaninan dan modernisasi pertanian adalah basis. Tapi transforamsi hanyalah syarat yang perlu atau neecessary condition.Belum sucfficeien contidion bagi ketahanna pangan.
Oleh karea itu, menurut dia, perlu program khusus agar ketahanan pangan tercapai. Pertama perlu program swasembada bagi pangan yang sosial politik strategis. Kedua, program khusus peningkatan produktivitas dan nilai tambah bagi petani kecil (small holders).
Terkahir, stock policy untuk meredam gangguan suplai. "Empat, program intervensi khusus bagi kelompok miskin," jelas dia. (*)
BACA JUGA: