Kamis, 2 Oktober 2025

Produk Rotan Makin Mahal, Permintaan TetapTinggi

Harga rotan terus meningkat seiring dengan langkanya bahan baku.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-inlihat foto Produk Rotan Makin Mahal, Permintaan TetapTinggi
(TRIBUN MEDAN/TAUFAN WIJAYA)
Ilustrasi

TRIBUNNEWS.COM, CIREBON - Harga rotan terus meningkat seiring dengan langkanya bahan baku. Para perajin dan pedagang pun menaikkan harga hasil produksinya. Meski harga produk rotan perlahan meningkat, para perajin dan pedagang tak kehilangan pembeli.

"Permintaan stabil. Saya masih mengirim 10 sampai 15 mobil (pikap Colt L 300, Red) hasil kerajinan rotan setiap bulan," ujar Imam Saefullah, perajin sekaligus pedagang kerajinan rotan Jembar Jaya Rattan, di Jalan Tegalwangi, Desa Tegalwangi, Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon, Minggu (23/9/2012).

Imam mengaku fokus memasarkan produknya untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal. Pria itu memasarkan berbagai hasil kerajinan berbahan baku rotan ke Yogyakarta, Bandung, Jakarta, Lampung, dan Palembang. Ia mengakui ada kenaikan harga pada dagangannya tapi ia enggan menyebutkan nominal atau persentase kenaikan itu. "Naik sedikit. Kalau pembeli merasa harganya cocok, mereka pasti ambil," katanya.

Menurut dia, tidak semua pembeli memahami kondisi itu. Karena itu, ia mengaku berusaha menjelaskan alasan kenaikan harga produk kerajinan rotannya. "Fair-fair saja," ujarnya.

Lantaran permintaan tak berkurang, Imam tetap membelanjakan bahan baku dengan jumlah yang sama meskipun dengan harga yang lebih mahal.

Ia membeli satu kilogram rotan dengan kualitas sedang Rp 12.000-Rp 15.000, sedangkan satu kilogram rotan dengan kualitas super Rp 22.000-Rp 25.000. Selain itu, Imam membeli satu kilogram rotan sintetis dengan harga Rp 30.000- Rp 45.000. Menurut dia, biasanya kalangan atas yang membeli kerajinan rotan sintesis. Karena alasan itu, ia enggan menambahan jumlah stok rotan sintesis untuk menggantikan rotan asli.

Pedagang sekaligus perajin rotan lain, Hengki, menyatakan permintaan produk kerajinan rotan di toko miliknya, Araffah Jaya Rotan, malah meningkat 20 persen. Selama sepekan, Hengki menjual hingga lima pikap berbagai produk kerajinan rotan. Padahal, biasanya, paling banyak menjual hingga empat pikap. Ia memasarkan produknya itu ke pulau Sumatra dan Jawa. "Harga barang kerajinan naik sekitar 40 persen. Itu kenaikan gabungan," ujarnya ketika ditemui Tribun di tokonya.

Kenaikan harga itu, kata dia, selain disebabkan kenaikan harga bahan baku, juga lantaran ada kenaikan harga cat 80 persen. Hengki mematok harga berkisar Rp 20.000 hingga Rp 100.000. Rak persegi dengan empat tingkat, misalnya, ia labeli dengan harga Rp 70.000 per item.

Optimistis peningkatan permintaan kerajinan rotan pun diucapkan seorang pedagang asal Kabupaten Sumedang, Manta (36). Pria itu memulai kembali usaha berdagang mebel yang ia tinggalkan dua tahun lalu. Ia pun memborong sebanyak satu truk berbagai jenis kerajinan rotan untuk dijual lagi di Sumedang. "Masih banyak peminat kerajinan rotan karena barangnya awet. Pembeli mengerti kok harga produk kerajinan rotan sedang naik," katanya kemarin di toko milik Hengki. (Tribu Jabar/Tom)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved