Staf Bank Sumut Diduga Pungli Nasabah
Pengusaha Medan mengakui adanya praktik pemberian uang pelicin atau ''uang kasih sayang'' pada pegawai bank untuk mempermudah
Laporan Wartawan Tribun Medan
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Pengusaha Medan mengakui adanya praktik pemberian uang pelicin atau ''uang kasih sayang'' pada pegawai bank untuk mempermudah pencairan kredit yang diajukan.
Besarannya bervariasi di setiap bank. Berdasarkan pengakuan pengusaha yang berhasil ditemui Tribun, uang kasih sayang yang diberikannya mencapai satu persen dari nilai kredit. Ini di luar biaya resmi seperti provisi bank.
Praktik pemberian uang kasih sayang itu terungkap setelah seorang pengusaha properti di Medan mengeluhkan pegawai Bank Sumut yang sudah menerima ''uang kasih sayang'', tapi tak kunjung mencairkan kredit yang dijanjikan.
Calon debitur yang mengajukan kredit Rp 3 miliar itu mengaku sudah menyetor Rp 10 juta dari Rp 30 juta yang dijanjikan pada pegawai Bank Sumut. Atau satu persen dari nilai kredit yang diajukan.
Ia mengatakan, pegawai Bank Sumut yang bertugas di satu kantor cabang di Medan ini sudah mengiyakan dan berjanji akan mencairkan kredit dalam waktu dekat. Namun setelah berbulan-bulan kredit tak kunjung cair.
Padahal si pengusaha mengaku sudah intens melakukan pendekatan untuk "menjamu" si pegawai. Belakangan pengajuan kreditnya malah ditolak tanpa alasan yang tak jelas.
Si pegawai berdalih syarat-syaratnya tidak memenuhi untuk disetujui. Padahal, menurut si pengusaha, analis kredit dari Bank Sumut yang datang mengecek asetnya pun tidak serius melakukan survei ke lapangan.
Si calon debitur makin kesal karena si pegawai Bank Sumut itu mendadak tidak tahu-menahu soal uang yang dimaksud si pengusaha.
"Saya kesal sekali. Dia pura-pura tidak tahu duit mana yang saya katakan. Itulah, kan memang tidak ada kuitansi kalau soal begituan. Kalau saya ngotot melaporkan, bukti tidak ada," keluhnya.
Ia mengatakan berdasarkan penuturan rekan-rekannya, praktik uang kasih sayang itu umum terjadi di bank lain. Tidak hanya di Bank Sumut seperti yang dialaminya.
"Di antara kita para pengusaha, banyak yang mengakui kalau uang pelicin untuk mendapatkan kredit di Bank Sumut itu paling besar. Tapi karena dipermudah, ya sebagian dari kita mau saja," paparnya.
Ia mengakui, beberapa temannya yang pernah menggunakan jasa pegawai kredit Bank Sumut biasanya dipermudah untuk mendapatkan kredit. Termasuk soal persyaratan, agunan, kelayakan usaha dan lain-lain. Padahal syarat yang mereka miliki, katanya, tidak lengkap.
"Punya saya lengkap semua lho. Boleh dicek. Saya harusnya coba bank lain saja. Tapi karena saya nasabah Bank Sumut, saya pikir dipermudah. Eh malah ditipu," katanya.
Pengurus asosiasi pengusaha di Medan mengakui kebiasaan debitur untuk rasa terimakasih kepada pegawai kredit perbankan dengan memberi ''uang kasih sayang".
"Hahaha..., namanya uang kasih sayang. Sudah biasa itu. Kan bentuk terimakasih kita," ujarnya sembari tertawa.