Jumat, 3 Oktober 2025

Ribuan Ikan Sungai Batu-batu Mati Akibat Pencemaran

Aliran Sungai Batu-batu yang bermuara ke Sungai Souraya, Kecamatan Runding, Kota Subulussalam

Editor: Hendra Gunawan
zoom-inlihat foto Ribuan Ikan Sungai Batu-batu Mati Akibat Pencemaran
google
Ilustrasi

TRIBUNNEWS.COM, SUBULUSSALAM - Aliran Sungai Batu-batu yang bermuara ke Sungai Souraya, Kecamatan Runding, Kota Subulussalam diduga tercemar limbah pabrik menyebabkan ribuan ikan dan udang mati massal--bahkan diprediksi bisa punah. Fenomena memiriskan itu terlihat sejak Rabu (5/9/2012) pagi setelah air sungai berubah keruh kehitam-hitaman menebarkan aroma persis limbah kelapa sawit.

Berkembang dugaan penyebab matinya hasil sungai yang menjadi andalan nelayan Kecamatan Runding dan Simpang Kiri itu akibat tercemar limbah pabrik minyak kelapa sawit. “Kami duga ada limbah yang tumpah ke sungai, tapi ini yang terkena Sungai Batu-Batu, ikan berton-ton mati,” kata Jaddam Basri, mantan kepala Desa Panglima Sahman, Kecamatan Runding kepada Serambi, Rabu (5/9/2012) malam.

Jaddam mengatakan, semua jenis ikan dan udang air tawar di Sungai Batu-Batu terancam punah. Bahkan, kata Jaddam, ada ikan yang mati berukuran sangat besar dijual seharga Rp 500.000 satu ekor. “Warga berebut mengumpulkan ikan yang mati missal, jumlahnya sangat banyak. Bayangkan saja ada ikan yang cukup besar sampai harganya Rp 500.000 satu ekor. Itu artinya bukan hanya ikan kecil, induk-induknya pun punah,” kata Jaddam.

Menurut Jaddam, dia sempat memasak dan mengonsumsi ikan yang dikumpulkan dari aliran Sungai Batu-batu. “Rasanya berubah menjadi pahit. Padahal, ikan air tawar yang baru diambil dari sungai rasanya segar. Daging ikan yang mati akibat pencemaran limbah tersebut pahit terutama pada bagian perut,” ujar Jaddam.

Jaddam menjelaskan, air sungai yang sudah pasti tercemar baru di Sungai Batu-Batu sedangkan Sungai Souraya yang menjadi muaranya belum terlihat meski tidak tertutup kemungkinan akan ikut tercemar.

Tokoh Pemuda Kecamatan Runding, Suryadin yang juga Ketua Komite Mahasiswa Pemuda Aceh (KMPA) Kecamatan Runding kepada Serambi menanggapi serius kasus matinya ikan dan udang secara massal di Sungai Batu-batu.

Menurut kesaksian Suryadin, kasus itu terjadi sekira pukul 08.20 WIB, Rabu 5 Agustus 2012. Beberapa menit sebelum terlihat ikan dan udang mengapung dan mati, air sungai berubah keruh kehitam-hitaman dengan menebarkan aroma persis limbah kelapa sawit.

“Peristiwa yang patut diduga akibat pencemaran ini berpotensi menghancurkan habitat sungai dan menghilangkan mata pencaharian masyarakat,” tandas Suryadin.

Meski belum ada hasil penelitian, namun sebagian warga ada yang menduga penyebab matinya ikan dan udang di Sungai Batu-batu akibat tercemar limbah Pabrik Minyak Kelapa Sawit (PMKS) PT Sawit Sejahtera Nabati (SSN). Pabrik ini berlokasi di Kampung Singgersing, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam persis di sekitar Sungai Singgersing yang bermuara ke Batu-Batu dan Souraya. Namun pihak PT SSN secara tegas membantah dugaan tersebut.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved