Jumat, 3 Oktober 2025

Kementrian Pertanian Siapkan 199 Miliar Atasi Gagal Panen

Untuk mengantisipasi kekeringan dan panen padi puso atau gagal panen tahun ini Kementrian Pertanian telah menyiapkan dana

zoom-inlihat foto Kementrian Pertanian Siapkan 199 Miliar Atasi Gagal Panen
Kompas Jatim/BAHANA PATRIA GUPTA
Warga menggulung selang air di daerah genangan air yang mengring di Waduk Prijetan, Kecamatan Kedungpring, Lamongan, Jawa Timur, Selasa (4/9/2012). Kemarau membuat air di waduk tersebut nyaris kering dan sudah tidak bisa mengairi pertanian di desa-desa di sekitarnya. KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA

TRIBUNNEWS.COM, BANTUL - Untuk mengantisipasi kekeringan dan panen padi puso atau gagal panen tahun ini Kementrian Pertanian telah menyiapkan dana emergency sebesar Rp 199 milyar untuk bantuan kepada petani yang lahannya benar-benar puso.

Hal ini disampaikan oleh Wakil Menteri Pertanian, Rusman Heryawan, saat berkunjung ke Kabupaten Bantul, Rabu (5/9/2012).

Rusman menyatakan, khusus lahan puso yang ada di wilayah DIY hanya dalam kisaran 31 hektar dan terjadi di Kabupaten Gunungkidul sedangkan kabupaten lain masih tersedia air yang cukup banyak untuk bercocok tanam.

Dalam kesempatan itu, ia juga merilis data, total lahan yang terancam puso akibat musim kemarau terhitung bulan Januari hingga Agustus 2012 mencapai 125 ribu hektar dan yang benar-benar puso atau gagal panen mencapai 3000 hektar.

"Jumlah lahan yang mengalami kekeringan dan terancam puso hingga sama sekali gagal panen hanya sekitar 1,2 persen dari lahan padi di Indonesia," ungkapnya.

Meskipun demikian, tetap menjadi perhatian serius pihaknya, agar tidak mengancam ketahanan pangan.

Ia menambahkan, kekeringan ini merupakan fenomena tahunan namun tetap harus ada kewaspadaan khusus dan jangan sampai mengganggu swasembada beras yang telah dicanangkan.

"Kemarau panjang melanda daerah yang merupakan sentra penghasil padi secara nasional, seperti Jawa Barat, Jawa Tengah dan sebagian kecil Jawa Timur, namun demikian kekeringan tersebut belum mengancam ketahanan pangan nasional," ungkapnya.

Sementara itu, pada tahun 2012 ini, hasil produksi padi secara nasional mencapai 38 juta ton dan dengan stok beras yang ada, kerawanan pangan belum terjadi.

"Kalaupun harus mengimpor beras, hanya untuk stok semata agar tidak terjadi kecemasan kelangkaan pangan dan harga beras yang melonjak tajam karena tentunya akan berdampak pada inflasi yang tinggi,"pungkasnya.

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved