Kamis, 2 Oktober 2025

Satu Keluarga Tewas Mengenaskan Terlindas KA

Kereta Api Diesel (KRD) jurusan Bandung-Cicalengka, menabrak sepeda motor Yamaha Mio

Editor: Hendra Gunawan
zoom-inlihat foto Satu Keluarga Tewas Mengenaskan Terlindas KA
jalur rel kereta api

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Kereta Api Diesel (KRD) jurusan Bandung-Cicalengka, menabrak sepeda motor Yamaha Mio bernomor polisi Z 4904 ET di perlintasan tanpa palang pintu Kampung Blok Hawu RT 01/04, Desa Bojongsalam, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, Kamis (29/8/2012) siang.

Tiga orang yang tertabrak kereta api itu adalah Dedi Rahmat (42), Sumiati (32), dan Taisya Naila Putri (5). Dedi dan Sumaiti tewas mengenaskan di lokasi kejadian. Sedangkan Taisya meninggal di rumah sakit. Sepeda motor yang dikendarai keluarga nahas itu kini berada di Polsek Rancaekek.

"Mereka masih satu keluarga. Rahmat dan Sumiati tewas di tempat. Kalau anaknya sempat dilarikan ke rumah sakit Cicalengka, tapi nyawanya tak selamat dalam perjalanan," kata Kapolres Bandung, AKBP Sandi Nugroho melalui, Kapolsek Rancaekek, AKP Hartomo, kepada Tribun, Kamis (29/8/2012).

Hartomo mengatakan ketiga korban merupakan warga Kampung Pasar Kidul RT 01 RW 02 Desa Cisurupan, Kecamatan Cisurupan, Kabupaten garut. Dijelaskannya, ketiga korban itu dalam perjalanan pulang dari tempat saudara mereka yang di Bojongsalam.

"Mereka pulang dari arah selatan menuju ke utara. Tapi mereka tidak menyadari kalau ada KRD yang akan lewat dari arah barat menuju timur," kata Hartomo. Menurut Hartomo, akibat sambaran kereta api, sepe motor mio itu menjadi terbelah dua.

Sebelum tabrakan, ujar Hartomo, jika warga sekitar sudah meneriaki korban bahwa akan ada kereta yang lewat. Namun, kata Hartomo, korban seperti tak mendengarkan teriakan warga dan terus melaju untuk melintasi rel. "Warga yang meneriaki sempat pingsan seusai melihat kejadian itu," katanya.

Berdasarkan pantauan dan informasi yang diperoleh Tribun, lokasi kecelakaan tak jauh dari Stasiun Haur Pugur. Bahkan perlintasan itu berdekatan dengan perlintasan yang memiliki palang pintu.

Penuturan warga sekitar, perlintasan itu memang kerap memakan korban jiwa. Kabarnya setidaknya lima kejadian telah terjadi di perlintasan itu dan semuanya tidak ada yang selamat. Namun demikian setiap kereta api yang melintas selalu membunyikan klakson. Pasalnya beberapa titik rel yang melintasi Kecamatan Rancaekek memang tak memiliki palang pintu.

Oleh karena itu, Hartomo meminta kepada pihak desa dan kecamatan untuk memasang portal di setiap perlintasan yang tidak memiliki palang pintu. Hal itu dilakukan untuk menghindari bertambahnya korban jiwa akibat melintasi rel yang tak ada palang pintunya. Lagi pula rel tersebut meruapakan rel yang selalu dilewati KRD ketika jam sibuk atau jam kerja.

"Dari desa bisa menyiapkan hansip di setiap portal ketika jam-jam sibuk kereta lewat. Selain itu portal-portal yang hilang segera dipasang lagi agar tidak terjadi kejadian serupa," ujar Hartomo.
Amar (60), salah seorang kerabat Dedi mengatakan keponakan bersama istri dan anaknya itu dalam perjalanan pulang seusai bersilaturahmi Lebaran dari rumahnya.

"Mereka dari Garut. Dia, anak kakak saya. Kita memang jarang ketemu. Dia daatang untuk berlebaran tadi tuh ke rumah saya. Sempat makan-makan di rumah. Ngobrol sebentar, terus ya pamit pulang," kata Amar yang terlihat masih syok ketika ditemui di RSHS.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved