Lebaran 2012
Nenek Ini Susah Payah Mudik ke Lampung
Niat Asanah (70) begitu kuat untuk bisa berlebaran di kampung halamannya di Purwodadi, Kecamatan Natar, Lampung Selatan.
Laporan Wartawan Tribun Lampung, Dedi Sutomo
TRIBUNNEWS.COM, BAKAUHENI - Niat Asanah (70) begitu kuat untuk bisa berlebaran di kampung halamannya di Purwodadi, Kecamatan Natar, Lampung Selatan.
Meski harus menempuh perjalanan cukup jauh dari Jakarta dan berdesakan bersama penumpang lain di Pelabuhan Merak Banten, itu tak menyurutkan niatnya untuk tetap ingin menikmati Lebaran bersama tetangga dan kerabatnya di Purwodadi.
Saat tiba di Terminal Bus Merak, Asanah bertemu Rycki (23), warga asal Kota Agung, Tanggamus yang juga hendak pulang ke kampung halamannya. Rycki tak tega saat melihat Asanah turun dari bus angkutan yang membawanya dari Jakarta, dan hendak mencari kuli panggul. Kala itu, tak tak satu pun kuli panggul di Terminal Merak mau membantunya.
“Saya kasihan waktu melihat nenek mencari kuli panggul. Para kuli panggul tidak mau membantunya, karena mengetahui nenek Asanah tidak memiliki uang untuk membayar jasa mereka,” ungkap Rycki kepada Tribun, saat menemani Asanah yang sedang beristirahat di Posko Kesehatan Pelabuhan Bakauheni, Jumat (17/8/2012).
Rycki kemudian mendampingi Asanah membeli tiket kapal, dan membantunya selama dalam perjalanan dari Pelabuhan Merak menuju Bakauheni. Rycki juga meminta bantuan di pos keamanan Pelabuhan Bakauheni, agar mau membantu perjalanan Asanah.
Asanah mengaku berangkat ke Jakarta sekitar satu minggu lalu, ikut dengan seseorang. Selama di Jakarta, ia membantu salah satu pedagang koran dan buku bekas di depan RS Hermina, Daan Mogot Jakarta Barat. Asanah hanya mengandalkan belas kasihan para dermawan untuk menyambung hidupnya. Sebab, ia tidak memiliki sanak saudara di Jakarta, dan hanya menumpang kepada pedagang koran dan buku.
Asanah juga tidak memiliki anak dan keluarga. Selama ini ia tinggal seorang diri di Desa Purwodadi, Kecamatan Natar, di rumahnya. Sehari-hari ia hanya dibantu oleh tetangga dan kerabat.
“Saya ikut seseorang ke Jakarta. Saya ingin ke Jakarta untuk bekerja, karena tidak enak selalu tergantung dengan tetangga,” tutur Asanah.
Namun, kehidupan di Jakarta ternyata tak seperti yang ia bayangkan. Kehidupan Jakarta yang keras membuat Asanah yang selama ini hidup sebatang kara, hanya mampu berharap belas kasihan dari para dermawan. Beruntung ia diterima menjaga kedai koran dan buku bekas, dengan imbalan makan setiap hari.
Ia pun kemudian disarankan oleh sang pemilik kedai koran dan buku bekas, agar pulang ke kampung halamannya pada Lebaran tahun ini. Untuk ongkos perjalanan, ia pun diberi bekal oleh para dermawan. Berbekal barang-barang seadanya, Asanah menumpang bus angkutan umum dari terminal bayangan di pintu Tol Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
Asanah berharap bisa tiba di Terminal Rajabasa pada siang hari. Sebab, untuk sampai ke kampung halamannya, ia harus menempuh perjalanan menggunakan ojek. Namun dalam perjalanan dari Jakarta ke Pelabuhan Merak, ia terjebak macet arus mudik Lebaran. Sehingga, ia baru tiba di Pelabuhan Merak pada sore hari.
“Kampung halaman saya jauh. Dari Pasar Natar masih harus masuk sekitar tiga jam menggunakan ojek,” jelasnya.
Asanah lantas disarankan oleh petugas untuk beristirahat di pos kesehatan di samping pers room, yang disediakan oleh pihak ASDP cabang Bakauheni. Pos pengamanan di Pelabuhan Bakauheni berencana memberikan surat jalan kepada Asanah, agar dalam perjalanan bisa dibantu oleh masyarakat yang ditemuinya. (*)
BACA JUGA