Sabtu, 4 Oktober 2025

Kasus Centuri

Di Transkrip 9 Oktober, SBY Banyak Menyebut Nama Antasari

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menegaskan bahwa pertemuan 9 Oktober 2008 tidak membahas mengenai bailout Bank Century.

Editor: Anwar Sadat Guna
zoom-inlihat foto Di Transkrip 9 Oktober, SBY Banyak Menyebut Nama Antasari
TRIBUNNEWS.COM/DANY PERMANA
Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, memberikan keterangan pers tantang pertemuan tanggal 9 Oktober 2008, di istana negara, Jakarta, Rabu (15/8/2012). Dalam kesempatan tersebut SBY menegaskan bahwa pertemuan tanggal 9 Oktober 2008 sama sekali tidak membahas soal bail out Bank Century.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menegaskan bahwa pertemuan 9 Oktober 2008 tidak membahas mengenai bailout Bank Century. Ditegaskan, pertemuan 9 Oktober 2008 dilakukan untuk mengantisipasi krisis yang terjadi saat itu.

"Saya katakan malam ini dihadapan Allah SWT bahwa sama sekali tidak ada. Tidak ada yang menyinggung Bea Cukai. Apalagi membahasnya yang dinamakan bailout Bank Century," tegas SBY dalam konferensi pers di Istana Negara, Jakarta, Rabu (15/8/2012).

Menurut SBY, saat pertemuan itu, dirinya sendiri memimpin pertemuan 9 Oktober 2008. Pertemuan itu, adalah pertemuan lanjutan dari sebelumnya tanggal 6 oktober di Setneg yang dihadiri jajaran kabinet Indonesia bersatu I, Kadin, Ekonom, dan media massa. Tanggal 9 Oktober sendiri Presiden mengundang penegak hukum dan auditor.

Berikut transkrip pernyataan Presiden SBY dalam rapat 9 Oktober 2008.

Presiden Republik Indonesia

Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.

Saudara Pimpinan BPK, Pimpinan KPK, Pimpinan BPKP, para Menteri, Jaksa Agung, Kapolri, yang saya hormati.

Pertama-tama, saya mengucapkan terima kasih atas kehadiran di ruangan ini untuk memenuhi undangan saya.

Kita sama-sama mengikuti dinamika dan per­kem­bangan perekonomian kita sebagai bagian dari perekonomian dunia. Kita sering mendengar bahwa in crucial things, unity. Dalam menghadapi masa sulit diperlukan kebersamaan dan persatuan.

Salah satu kegagalan dan buruknya keadaan negara kita 10 tahun yang lalu, 1998, karena absennya not only leadership dalam berbagai hal, tapi juga sinergi, kebersamaan di antara kita semua waktu itu.

Oleh karena itu, sambil kita sama-sama membangun semangat untuk melihat ke depan, melihat ke belakang untuk memetik pelajarannya supaya tidak terjadi lagi, saya sungguh ingin mengajak semua para penyelenggara negara untuk kita betul-betul sama-sama melangkah ke depan.

Pak Anwar Nasution masih ingat waktu Undang-Undang Dasar kita belum diamandemen, dulu ada penjelasan. Penjelasan itu saya kira Pak Antasari juga masih ingat ya, garis besarnya itu maju mundurnya kehidupan negara itu sangat tergantung pada semangat daripada penyelenggara negara.

Bunyinya begitu, semangat daripada penyelenggara negara. lni masih berlaku sebetulnya, kita melangkah bersama.

Oleh karena itu, saya senang Bapak berkenan hadir semuanya hari ini. Dalam kapasitas saya sebagai kepala pemerintahan dan kepala Negara, saya ingin menjelaskan secara singkat what’s going on di negara kita ini sebagai, sekali lagi, aliran dinamika global, dan langkah-langkah ke depan seperti apa yang mesti kita tempuh, konstruksi penyelesaian masalah seperti apa

karena dalam situasi seperti ini, bisa jadi nanti ada isu-isu yang berkaitan dengan sistem, tatanan, dalam utamanya segi-segi pengambilan keputusan dan tindakan yang mesti dilakukan dengan cepat.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved