Lebaran 2012
Balada Porter Stasiun: Hari Mudik Untung Hari Biasa Buntung
Musim mudik membawa berkah bagi banyak orang. Tak terkecuali bagi Salim, seorang kuli panggul atau lazim disebut porter.

Laporan Ardhanareswari AHP
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Musim mudik membawa berkah bagi banyak orang. Tak terkecuali bagi Salim, seorang kuli panggul atau lazim disebut porter.
Pria asal Cirebon yang sehari-harinya bekerja di Stasiun Pasar Senen ini mengaku banyak meraup untung di masa-masa menjelang arus mudik. Bahkan, Salim bisa membawa pulang uang hingga Rp 500 ribu per hari.
"Banyak yang minta dibawain. Untungnya bisa banyak," kata Salim saat ditemui di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Selasa (14/8/2012).
Pada hari biasa, uang sebanyak Rp 500 ribu per hari cukup sulit didapatnya. Paling besar lanjut Salim, ia hanya bisa mengantongi Rp 50 ribu setiap harinya.
"Kalau hari biasa, dapat gocap (Rp 50 ribu) sudah syukur," kata Salim.
Pria yang sudah bekerja selama 22 tahun ini juga tidak lupa mengirimkan kepada anak istri di kampung halaman, itu pun jika penghasilannya sedang banyak, seperti musim mudik ini.
"Saya titipin sama petugas di kereta, nanti diambil di stasiun. Istri saya enggak sekolah, susah kalau kirim yang pakai tanda tangan," ujar Salim yang mengenakan seragam kuli resmi berwarna kuning dan hijau.
Untuk urusan pulang kampung, Salim tak terlalu ambil pusing. "Kalau ada uang ya pulang," kata pria yang tinggal di Stasiun Senen bersama kuli panggul lainnya.
Kalaupun pulang, ia tak bisa berlama-lama di rumah. Biasanya, ia pulang pada malam takbiran dan pergi pada pagi hari lebaran.
"Jam 8, habis salam-salaman langsung balik lagi," kata Salim.
Menurut Salim, sayang jika ia melewatkan orang-orang yang langsung pulang setelah berlebaran di kampung. Itu bisa jadi ladang rezeki yang tak ditemui setiap hari.
Dulu, ia mampu mengangkut hingga satu kuintal dalam satu kali angkut, sekarang pundaknya hanya bisa menopang barang seberat 70 kilogram.
Ia menuturkan, menjadi kuli panggul seperti dirinya harus pandai bersabar. Pasalnya, tak semua penumpang berhati dermawan.
"Kadang ada saja yang bawaannya berat dan jaraknya jauh, kasihnya cuma lima ribu," kata Salim.