Jumat, 3 Oktober 2025

Ribuan Ekor Sapi Tertahan di Balai Karantina Kupang

Sekitar 2.000 ekor sapi yang hendak diantarpulaukan ke luar NTT masih tertahan di Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang menunggu izin

Editor: Dewi Agustina
zoom-inlihat foto Ribuan Ekor Sapi Tertahan di Balai Karantina Kupang
Pos Kupang/Muhlis Al Alawi
Sekitar 2.000 ekor sapi potong tertahan di Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang di kawasan Tenau menunggu izin pengantarpulauan dari Dinas Peternakan NTT. Gambar diambil hari Senin (6/8/2012) siang.

TRIBUNNEWS.COM, KUPANG - Sekitar 2.000 ekor sapi yang hendak diantarpulaukan ke luar NTT masih tertahan di Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang menunggu izin dari Dinas Peternakan Propinsi NTT.

Izin pengeluaran ternak sapi sudah diajukan kepada Dinas Peternakan NTT tiga minggu lalu dan hingga kini belum ada jawaban. Izin itu sebagai salah satu syarat pengantarpulauan sapi potong dari NTT.

Kepala Dinas Peternakan NTT, Semuel Rebo, dihubungi Pos Kupang (Tribun Network) melalui telepon selulernya, Senin (6/8/2012) siang, membenarkan belum dikeluarkannya rekomendasi pengantarpulauan ternak sapi potong dari NTT ke luar daerah. Alasannya, kuota pengantarpulauan ternak sapi potong dari Kupang dan Sumba Timur sudah habis.

Menurut Semuel, kuota pengeluaran antarpulau sapi potong di wilayah Kupang dan Sumba hingga bulan Agustus 2012 ini dialokasikan 25.000 ekor sapi. Jatah itu, sudah terpenuhi sejak beberapa waktu lalu. Untuk menambah kuota atau jatah, Dinas Peternakan NTT harus mendapat persetujuan dalam bentuk surat keputusan dari Gubernur NTT, Drs. Frans Lebu Raya.

Semuel menjelaskan, ia sudah meminta stafnya bertemu dengan Sekda NTT, Frans Salem, S.H, terkait persoalan itu. "Saya sementara tugas di Jakarta. Saya sudah minta staf untuk bertemu Pak Sekda NTT terkait masalah ini," ujarnya.

Semuel mengatakan, penerbitan izin kuota antarpulau ternak sapi potong untuk menjaga ketersediaan populasi sapi di masing-masing kabupaten. Ia khawatir pengantarpulauan ternak sapi potong tanpa ada kuota bisa berdampak berkurangnya populasi ternak sapi di masing-masing daerah di NTT. Alokasi penambahan kuota setiap bulan dari 5.000 ekor sapi menjadi 7.000 ekor sapi.

Dikatakannya, kebutuhan sapi potong setiap tahun di Indonesia mencapai tiga juta ekor. Sementara populasi ternak sapi potong di NTT hanya 800.000 ekor.

Anis Laka, salah satu mandor Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang di kawasan Tenau mengatakan, tersendatnya rekomendasi pengantarpulauan ternak sapi potong menyebabkan banyak sapi milik pengusaha mengalami patah kaki karena sapi-sapi yang ada di dalam kandang saling berkelahi.

Selain itu, kata Anis, ketersediaan pakan terbatas mengakibatkan kondisi fisik sapi tidak stabil sehingga sering berkelahi. Ia mencontohkan, pada Senin kemarin empat ekor sapi dikeluarkan dari karantina dan dipotong karena kakinya patah.

Anis mengatakan, selama ini pengusaha tidak mengalami kesulitan mendapatkan izin pengantarpulauan sapi potong. Baru kali ini para pengusaha mengeluhkan izin antarpulau ternak sapi potong tak kunjung datang karena kuotanya sudah habis. Padahal kapal pengangkut sapi sudah berlabuh beberapa hari lalu.

Anis menjelaskan, kebutuhan sapi potong keluar daerah seperti ke Kalimantan dan Jawa terus meningkat menjelang lebaran tahun ini. Ia khawatir bila pengeluaran sapi potong terlambat akan berdampak menurunnya permintaan sapi dari dua wilayah itu.

Pantauan Pos Kupang di Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang enam kandang yang disediakan instansi tersebut dipenuhi 2.000 ekor sapi yang siap diantarpulaukan.

Dari ribuan sapi tersebut ada empat ekor sapi yang mengalami patah kaki diangkut kendaraan truk dibawa keluar dari karantina dikirim ke rumah potong hewan di Kota Kupang. (aly)

Baca Juga:

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved