Blue Bird: Kami Bingung Belum Operasi di Batam Izin Dicabut
Manajemen PT Blue Bird Group masih kebingungan dengan keputusan pemerintah kota Batam, yang mencabut izin operasi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Manajemen PT Blue Bird Group masih kebingungan dengan keputusan pemerintah kota Batam, yang mencabut izin operasi taksi berwarna biru itu Selasa (31/7/2012) kemarin.
Kepala Humas PT.Blue Bird, Teguh Wijayanto saat dihubungi Tribunnews.com mengatakan hingga kini pihaknya belum mendapat pemberitahuan resmi dari pemerintah Batam mengenai izin tersebut.
"Kita kan belum beroperasi, kita bingung dengan pencabutan ini, kami belum bisa menentukan langkah apa-apa," katanya.
Jika izin tidak dicabut, Blue Bird hari ini rencananya akan mulai beroperasi, dengan lima puluh unit mobil Toyota New Limo keluaran baru yang didatangkan langsung dari Jakarta, serta 61 karyawan yang telah selesai dilatih, dan siap melayani masyarakat Batam.
Namun sebelum itu terjadi, ratusan sopir di kota Batam menggelar aksi besar-besaran menentang rencana itu, dan pemerintah Batam pun akhirnya menuruti kemauan para sopir yang takut omzetnya terganggu.
Surat pencabutan izin itu dituangkan Pemkot dalam surat bernomor 1/PERNY-DISHUB/VII/2012 tertanggal 31 Juli 2012.
Teguh juga heran dengan ketakutan para sopir, pasalnya Blue Bird yang telah mengantongi izin dari pemerintah kota Batam itu sama sekali belum beroperasi, sehingga ia menganggap ketakutan para sopir tidak beralasan.
"Kita kan skeptis, mana mungkin dengan kekuatan 50 unit mobil bisa menguasai pasar," tuturnya.
Teguh mengatakan, pihaknya berharap ada jalan tengah untuk menyelesaikan kasus ini, ketimbang melayangkan gugatan langsung ke pemerintah kota Batam.
Kini puluhan karyawan Blue Bird nasibnya masih menggantung, karena pemerintah kota Batam mencabut izinnya, dan manajemen Blue Bird belum menentukan sikap. Teguh menganggap hal tersebut sebagai kerugian yang diderita Blue Bird atas kebijakan pencabutan izin tersebut.
"Seharusnya Blue Bird dan operator taksi lokal bisa bersama-sama membangun gairah dunia pertaksian di Batam, bukan justru menggelar demo penolakan," pungkasnya.