Menhan AS: Presiden Suriah Kehilangan Legitimasi
Ia juga berusaha untuk memastikan bahwa stok senjata kimia Suriah tidak jatuh ke tangan yang salah.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS), Leon Panetta, menilai serangan tentara Pemerintah Suriah ke Kota Aleppo, akan membuat rezim Presiden Bashar al Assad, kehilangan legitimasinya.
"Apa yang diperbuat Assad terhadap rakyatnya sendiri, dimana ia terus membunuhi rakyatnya semakin memperjelas bahwa rezimnya akan segera berakhir. Dan ia akan kehilangan legitimasinya," ujanya, seperti dikutip dari BBC, Senin (30/7/2012).
Jika Bashar masih menggunakan cara kekerasan untuk menyelesaikan konflik politik di negaranya, niscaya cepat atau lambat ia akan terjungkal dari tahtanya.
"Jika ia terus melancarkan serangan terhadap rakyatnya sendiri, saya rasa ia seperti memaku peti matinya sendiri" katanya.
"Kita yakin kekuasaanya akan berakhir, hanya waktunya saja yang kita belum mengetahuinya," katanya lagi.
Pihaknya, ungkap Panetta, terus berusaha untuk mendorong negara-negara dunia mencapai konsensus bahwa Assad harus turun, sehingga memungkinkan transisi damai ke arah demokrasi.
Ia juga berusaha untuk memastikan bahwa stok senjata kimia Suriah tidak jatuh ke tangan yang salah.
Seperti diketahui beberapa hari terakhir, tentara Suriah terlibat baku tembak dengan kelompok pemberontak di kota terbesar ke dua di Suriah, Aleppo.
Menggunakan arteleri, tank, dan pesawat tempur, tentara Suriah membombardir, wilayah yang dikuasai oleh pemberontak, dan mulai merebutnya kembali satu persatu. Sejumlah pengamat militer menilai, pertempuran Aleppo vital untuk kedua pihak.
PBB memperkirakan, sebanyak 200 ribu orang, melarikan diri dari rumah mereka di Aleppo, seiring meningkatnya eskalasi pertempuran di sana. Walau demikian belum diketahui jumlah korban tewas perang Aleppo. (bbc)