Penyerapan Rumah Tapak Lambat Karena Kesulitan Lahan
PT Perumnas mengeluhkan lambatnya penyerapan rumah sederhana bersubsidi
Laporan Wartawan Surya, Dwi Pramesti
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - PT Perumnas mengeluhkan lambatnya penyerapan rumah sederhana bersubsidi atau rumah sederhana tapak (RST) tahun ini.
Dari target realisasi RST di wilayah Jatim, Bali, Nusra di 2012 sebanyak 2.099 unit atau Rp 137 miliar baru terealisasi 498 unit selama semester I/2012 atau sebesar Rp 48 miliar.
GM PT Perumnas Regional IV (Jatim, Bali, Nusra) Veky Wowor mengatakan, penyerapan yang rendah dikarenakan pemerintah daerah (pemda) selaku penyedia lahan dan sarana prasarana mengalami hambatan pembebasan lahan.
"Kalau tugas kami hanya membangun RST, partisipasi pemda adalah penyedia lahan dan sarana prasarana seperti listrik dan air bersih," katanya, Kamis (19/7/2012).
Kekurangan sebesar Rp 89 miliar untuk mencapai target sampai akhir tahun dinilainya cukup berat karena hanya tersisa 5 bulan dan ada jeda bulan Ramadan dimana sebulan penuh biasanya pelaksanaan proyek properti tidak maksimal.
"Tapi kami akan push di wilayah-wilayah seperti Sumba Timur, Ngada, Waingapu, Manggarai Timur sampai Bima, disana proyek RST masih minim," imbuhnya.
Target semester II/2012 untuk wilayah NTT sebanyak 600 unit dan NTB 415 unit. Untuk wilayah Jatim yang sudah terealisasi di semester I/2012 sebanyak 498 unit (Rp 48 miliar) dari target tahun ini 1.303 unit.
"Kami sudah bekerjasama dengan 50 kabupaten/kota di Indonesia, untuk Jatim sendiri antara lain di wilayah Malang, Trenggalek, Madiun, dan Tuban," ujarnya.
Tahun lalu, PT Perumnas Regional IV merealisasikan penjualan sebesar Rp 110 miliar.
"Kami sedang upayakan pendekatan ke pemda untuk sistem yang berlaku di Tarakan penggratisan IMB. Ini bisa menekan harga jual, saat ini harganya ditetapkan Rp 88 juta per unit. Tapi itupun masih jadi persoalan karena yang bebas PPN baru yang harga lama Rp 70 juta," jelasnya.