Minggu, 5 Oktober 2025

Pemerintah Suriah mulai kehilangan kendali

Gedung Putih menilai tewasnya tiga tokoh utama militer Suriah menunjukkan rezim Bashar al-Assad mulai kehilangan kendali.

Gedung Putih menilai pembunuhan tiga tokoh kunci pertahanan dan keamanan Suriah menunjukkan Presiden Bashar al-Assad mulai kehilangan kendali atas negerinya.

"Saya kira insiden ini menunjukkan Assad mulai kehilangan kendali," kata juru bicara Gedung Putih Jay Carner kepada wartawan.

"Dan seluruh mitra internasional kini harus bersama-sama mendukung terjadinya sebuah transisi," tambah Carner.

Ipar presiden, menteri pertahanan dan kepala tim krisis Assad tewas dalam serangan bom bunuh diri saat tengah menggelar rapat di markas besar keamanan negara.

Kelompok oposisi mengklaim bom sudah dipasang di lokasi sehari sebelum pertemuan itu berlangsung. Ini menunjukkan tanda-tanda keruntuhan pemerintahan Assad.

Sementara itu, Angkatan Bersenjata Suriah bersumpah akan menyingkirkan dan membasmi kelompok 'kriminal dan geng pembunuh' dari negeri itu.

Serangan bom itu merupakan puncak dari pertempuran antara pemberontak dan pasukan pemerintah yang terjadi di sekitar Damaskus dalam beberapa hari terahir ini.

Selain menewaskan tiga tokoh kunci Suriah, ledakan itu juga mengakibatkan dua pejabat senior Menteri Dalam Negeri Ibrahim al-Shaar dan Kepala Biro Keamanan Nasional Hisham Ikhtar terluka.

Hizbullah kutuk serangan

Pasukan Suriah

Pertempuran antara pemerintah dan pemberontak sudah mulai memasuki Damaskus.

Sementara itu di Lebanon, pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah mengutuk serangan bom yang disebutnya sebagai sebuah pembunuhan terencana.

"Kami akan merindukan mereka dan kami menyatakan belasungkawa untuk pemimpin Suriah dan angkatan bersenjata Suriah," kata Nasrallah.

Sedangkan Raja Yordania mengatakan serangan bom itu adalah sebuah pukulan telak untuk Presiden Assad.

Serangan bom ini memaksa Dewan Keamanan PBB menunda pemungutan suara terkait resolusi untuk penjatuhan sanksi lebih keras terhadap Damaskus.

Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mengatakan DK PBB harus menanggung tanggung jawab dan segera melakukan langkah yang efektif.

"Waktu adalah segalanya. Rakyat Suriah sudah menderita terlalu lama. Pertumpahan darah harus dihentikan sekarang," ujar Ban.

Masa tugas pasukan pengamat PBB akan habis pada Jumat (20/7). Tetapi Rusia tetap menentang sanksi lebih keras bagi Suriah.

Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved