Senin, 6 Oktober 2025

Menyambut Ramadhan Korban Lumpur Lapindo Doa Bersama

Menjelang datangnya bulan suci ramadhan korban semburan lumpur Sidoarjo menggelar doa bersama. Doa bersama ini ditujukan untuk keluarga yang telah

Penulis: Johnson Simanjuntak
zoom-inlihat foto Menyambut Ramadhan Korban Lumpur Lapindo Doa Bersama
Pak Yo Sukeceng
Hari Suwandi, sedang berjalan kaki dari Sidoarjo menuju Jakarta untuk bertemu Presiden SBY

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menjelang datangnya bulan suci ramadhan korban semburan lumpur Sidoarjo menggelar doa bersama. Doa bersama ini ditujukan untuk keluarga yang telah wafat dan juga para korban agar dikuatkan iman dan ketabahan menghadapi bulan suci Ramadhan.

Demikian dikemukakan Sekretaris Gabungan Korban Lumpur Lapindo (GKLL) Khairul Huda, Rabu (18/7/2012). Pada Selasa (17/7/2012), sekitar 3000 warga korban lumpur, di Tanggul Lumpur Ketapang Kres, Sidoarjo, melakukan doa bersama.

"Mereka yang datang, adalah seluruh elemen korban lumpur yang masuk area terdampak yang ditetapkan pada 22 Maret 2007," katanya.

Khairul Huda mengatakan, mereka tidak ingin terprovokasi atau terpengaruh dengan langkah dan cara Hari Suwandi yang berusaha mencari sensasi saja, dengan berjalan kaki ke Jakarta. Korban lumpur Sidoarjo kompak menyatakan komitmen dan optimismtis atas janji dan keseriusan keluarga Bakrie menyelesaikan sisa pembayaran jual beli lahan, rumah, dan aset milik korban.

“Ajaran dan tradisi Islam di Jawa menjelang Ramadhan, selalu berziarah ke makam orang tua, kerabat, dan sahabat. Para korban lumpur juga demikian. Tidak ada maksud untuk menuntut macam-macam, tapi memohon agar semua urusan dipermudah, termasuk pembayaran,” ujar Huda.

Huda menjelaskan, momen menjelang Ramadhan ini juga sangat penting untuk berkumpul dan bersilaturahim, sekaligus mempersatukan tekad dan kebersamaan agar upaya untuk mendapatkan pelunasan pembayaran, tidak dirusak oleh ulah pribadi-pribadi seperti Hari Suwandi yang berjalan kaki ke Jakarta. Padahal, para korban telah bersatu bahwa di luar Sidoarjo, tidak ada orang atau kelompok yang boleh mengatasnamakan korban lumpur Sidoarjo.

“Apa yang dilakukan Hari Suwandi, berjalan kaki ke Jakarta, itu urusan pribadi. Para korban yang berada di Sidoarjo menilai, langkah Suwandi hanya untuk mencari kekayaan pribadi dan memanfaatkan korban lumpur yang lain. Sebab, aset milik keluarga Suwandi sudah dibayar penuh alias lunas,” papar Huda.

Sementara itu , Khamin, salah seorang warga kedung Bendo, Sidoarjo yang sekampung dengan Hari Suwandi ketika dimintai tanggapannya mengatakan, doa bersama lebih baik daripada jalan kaki yang hanya mencari sensasi.

“Tradisi kita berdoa dan berusaha, dan itu sudah dilakukan warga. Mengapa ada jalan kaki segala?” tanyanya.

Menurut Khamin, jalan kaki yang dilakukan Hari Suwandi tidak perlu dan tidak efektif. Buktinya, dia tidak mendapat simpati dan dukungan dari para korban lainnya. Apalagi korban lainnya mengetahui kalau aset keluarga Suwandi sudah dibayarkan lunas oleh Keluarga Bakrie.

“Saya bersyukur. Saya juga percaya pada keluarga Bakrie yang akan melunasi sisa pembayaran. Saya sendiri sudah dibayar hampir 90 persen yang nilainya lebih dari 800 juta rupiah. Sisanya sedikit lagi pasti dibayar,” ujar Khamin.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved