FBR Kerahkan 5.000 Anggota, Janji Sweeping Tanpa Merusak
Menurut Luthfi persoalan tempat hiburan malam di bulan Ramadan merupakan persoalan klasik yang selalu terjadi setiap tahun.
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Meski Polda Metro Jaya sudah melarang sweeping baik sebelum maupun saat bulan puasa, ormas dari FBR (Forum Betawi Rempug) menyatakan siap menggelar sweeping.
"Kami akan melakukan penyegelan di tempat hiburan malam selama bulan Ramadan apabila masih ada tempat hiburan yang melanggar aturan jam buka selama bulan Ramadan," ujar Ketua FBR, Luthfi Hakim saat dihubungi Rabu (18/7/2012).
Luthfi juga mengatakan ia telah mensosialisasi sweeping tersebut pada 5.000 anggota FBR di seluruh wilayah Jakarta. Luthfi juga berjanji penyegelan yang dilakukan nanti tidak akan melakukan perusakan.
Lebih lanjut, menurut Luthfi persoalan tempat hiburan malam di bulan Ramadan merupakan persoalan klasik yang selalu terjadi setiap tahun.
"Ini kan masalah klasik. Seharunya tidak perlu terulang lagi kalau seandainya ada itikad baik. Tetapi, polisi malah seperti lempar batu sembunyi tangan, tidak mau tahu. Kalau sudah begini, kita yang akan gerak," tutup Luthfi.
Sementara soal perusakan di wilayah Tambora, Jakarta Barat, Rabu pagi, ketika dihubungi Tribun Jakarta, Luthfi tak bisa memberi konfirmasi lebih jauh dan mengaku belum mengetahui.
Sebelumnya, Kepolisian dari Polres Jakarta Barat menyita sejumlah senjata tajam berupa anak panah, celurit, samurai dan sejumlah sepeda motor dari 15 anggota FBR yang melakukan perusakan terhadap bangunan milik orang lain, Selasa (17/7/2012) malam atau Rabu dini hari.
Kasat Reskrim Polres Jakarta Barat, AKBP Hengki Haryadi mengatakan sejumlah barang bukti yang turut diamankan yakni 30 buah anak panah, lima buah panah, lima ketapel, dua bilah pisau, tiga celurit, lima golok, dan empat bilah samurai.
Kapolres Jakarta Barat, Kombes Suntana menambahkan pihaknya telah menangkap 15 anggota FBR. "15 orang ini diamankan karena telah merusak gardu Forkabi dan dua warung. Kami juga amankan sejumlah sajam dan menyita 45 motor," ucap Suntana, Rabu (18/7/2012).
Informasi yang dihimpun Tribun Jakarta, aksi perusakan tersebut merupakan bentuk aksi balas dendam.
Kejadian bermula dari adanya perusakan sebuah warung di Bandengan, Tambora. Warung tersebut merupakan milik seorang anggota ormas. Kemudian saling menuntut balas hingga akhirnya terjadilah penyerangan. Theresia Felisiani