Kamis, 2 Oktober 2025

Tingginya Permintaan Picu Lonjakan Harga Daging

Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengungkapkan, meningkatnya permintaan mendorong terjadinya kenaikan harga daging menjelang Ramadhan

Editor: Sugiyarto
zoom-inlihat foto Tingginya Permintaan Picu Lonjakan Harga Daging
Sriwijaya Post/Syahrul Hidayat
Seorang warga menawar harga daging yang dipajang di Pasar Cinde, Palembang, Minggu (15/7/2012). Mendekati bulan Suci Ramadhan harga daging mencapai Rp 90 ribu per kg. Pembeli pun masih terlihat sepi. Sriwijaya Post/Syahrul Hidayat (2012-07-15)


TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengungkapkan, meningkatnya permintaan mendorong terjadinya kenaikan harga daging ayam dan sapi menjelang bulan Puasa kali ini.
 
"Keadaan seperti ini rutin terjadi ketika menghadapi puasa dan lebaran," ungkap Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag, Gunaryo seusai rapat koordinasi terkait bahan kebutuhan pokok di Jakarta, Senin (16/7). 

Disebutkan, harga daging ayam saat ini sudah mencapai Rp 24.000- Rp 26.000 per Kg. Gunaryo menyebutkan terjadi kenaikan dari harga sebelumnya yakni sekitar Rp 18.000-Rp 19.000 per Kg. 

Sementara itu, harga komoditas daging sapi sendiri juga telah mengalami kenaikan relatif tinggi seiring tingginya permintaan saat ini, yakni berada pada harga Rp 75.000 hingga Rp 85.000 per Kg. sebelumnya, harga daging sapi hanya dikisaran Rp 65.000 hingga Rp 70.000  per Kg.
 
Sedangkan untuk komoditas beras, Gunaryo menegaskan  tidak ada kenaikan harga menjelang puasa dan lebaran tahun ini. 

Lebih lanjut, Dirjen Perdagangan dalam negeri ini menyarankan agar masyarakat tidak panic dan melakukan aksi borong. Karena malah hal ini nantinya akan berdampak pada kenaikan harga bahan pokok .
 
Wakil Menteri Perdagangan, Bayu Krisnamurthi menegaskan kenaikan harga Sembilan bahan pokok (sembako) akhir-akhir ini lebih disebabkan faktor  “tradisi” menjelang puasa dan lebaran. Karenanya, tegas dikatakannya, kenaikan harga bahan pokok yang terjadi bukan disebabkan adanya spekulan yang bermain dan kurangnya stok.
“Saya ngak mau mengatakan spekulan. Dan pedagang itu kan ritel, kalau spekulan harus nimbun dan digudang dikunci kok saya ngak lihat itu. Karena di media Ramadhan dan lebaran naik, akhirnya mereka pedagang menaikkan. Itu aspeknya,” jelas mantan Wakil Menteri Pertanian ini kepada wartawan di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Jumat (13/7/2012). (*)
BACA JUGA:
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved