II World Media Summit
Moskow, Jam 9 Malam Kok Masih Siang
Malam lebih pendek, siang lebih panjang

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dahlan Dahi, dari Moskow
TRIBUNNEWS.COM - Bagi kebanyakan orang Asia, tidak banyak hal aneh di Moskow, Rusia, kecuali soal siang dan malam.
Warga Jakarta atau Singapura sibuk bukan main di subuh hari, dalam langit yang masih gelap kemerahan.
Di Moskow, Rusia, saat tulisan ini dibuat jam menunjukan pukul 06.48 sedangkan di Jakarta pukul 09.48. Tidak ada kegiatan apapun. Jalanan utama di depan White House, tempat Perdana Menteri Vladimir Putin berkantor, sepi bukan main. Anda bahkan bisa main bola di jalanan yang macet pada siang dan malam hari itu.
Seorang rekan, Ravi Velloor, juga terheran-heran dengan Moskow. Jam sembilan malam, matahari masih bersinar terang. "Seperti siang hari," kata editor senior The Straits Times Singapura itu.
Jam 11 malam barulah terasa lebih gelap, kaki langit di ujung barat memancarkan cahaya kemerahan. Aktivitas di jalanan masih padat. Ya, jam sudah tengah malam tapi matahari berkata, ini petang.
Memang agak membingungkan, mengikuti matahari atau jam.
Kami peseta II World Media Summit diundang menghadiri welcome dinner di Russky Restaurant di lantai satu World Trade Center pukul 19.00, Rabu (4/7/2012) malam.
Namanya welcome dinner, ya, makam malam dong! Di Moskow, jam tujuh malam masih terang-terang benderang. Matahari masih bersinar terik.
Makam malam selesai pukul 21.00 setelah menikmati sushi, tuna, daging, domba, dan anggur merah. Welcome dinner yang dihadiri pengelola media dari seluruh penjuru dunia itu diakhiri dengan teh dan kopi enak.
Ke luar dari restoran pukul sembilan malam itu, matahari belum juga hilang. Masih siang. Lalu mengapa disebut makan malam?
Pada musim panas ini, malam (dalam arti gelap) terasa lebih pendek di Moskow. Jam 11 malam seperti sore, tapi jam enam pagi sudah terang benderang.