Rabu, 1 Oktober 2025

'Kami Rela Mati Demi Lapak'

Sebagai bentuk protes atas pembongkaran lapak pedagang jagung yang dilakukan Satpol PP

Editor: Hendra Gunawan
zoom-inlihat foto 'Kami Rela Mati Demi Lapak'
(Tribun Pekanbaru/Theo Rizki)

Laporan Wartawan Tribun Pekanbaru, Theo Rizki

TRIBUNNEWS.COM, PEKANBARU - Sebagai bentuk protes atas pembongkaran lapak pedagang jagung yang dilakukan Satpol PP Kota Pekanbaru di Belakang Purna MTQ, Senin (25/6/2012) pagi. Sejumlah pedagang jagung menyeret sisa-sisa lapak ke tengah jalan, akibatnya jalan dikawasan tersebut berserakan dengan sisa-sisa kayu dan terpal bewarna biru.

Dikatakan seorang pedagang bernama Reni (35), dirinya tidak mengetahui aksi pembongkaran mendadak itu, "Saat saya tahu, langsung saya kesini, lapak saya habis," ujarnya seraya menjelaskan dirinya sehari-hari bekerja sebagai sales, dan pada malam hari baru berdagang jagung untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Menurutnya, pembongkaran tersebut sudah menyalahi aturan. "Berdasarkan surat yang kami terima, kami diberikan waktu hingga 21 juli untuk membongkar sendiri, kalo tidak diindahkan baru dibongkar paksa," jelasnya dengan penuh emosi kepada Tribun di lokasi kejadian.

"Kami seharusnya masih punya sebulan untuk cari duit lebaran nanti, orang itu tidak mikir modal kami sudah keluar berapa, satu lapak itu bisa empat juta, kemarin katanya disini tidak ada bunga, jadi kami sediakan bunga, lalu katanya tidak ada spanduk, terus kami bikin spanduk, tapi tetap dibongkar juga, banyak yang berpikir kami untungnya besar, padahal jualan malam minggu saya cuma dapat 18 ribu, Satu hal yang perlu digaris bawahi, kami rela mati demi lapak kami ini, karena dari sini kami hidup," jelas Reni mengungkapkan kekesalannya.

Baca juga:

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved