Jumat, 3 Oktober 2025

Perangko Elektronik Terganjal Investasi Alat Cetak

Tidak hanya di Indonesia, saat ini terjadi pergeseran

Penulis: Eko Sutriyanto
zoom-inlihat foto Perangko Elektronik Terganjal Investasi Alat Cetak
TRIBUNNEWS.COM/HERUDIN
Seorang pegawai menunjukkan perangko seri tahun kelinci, yang diterbitkan oleh PT.Pos Indonesia untuk menyambut perayaan Tahun Baru Imlek 2562, di kantor Filateli Jakarta Pusat, Rabu (26/1/2011). Penerbitan seri tahun Kelinci 2562 merupakan lanjutan dari penerbitan seri shio tahun-tahun sebelumnya sejak 2007.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tidak hanya di Indonesia, saat ini terjadi pergeseran mengenai pengiriman dalam komunikasi. Jika dahulu didominasi melalui pengiriman surat, telegaram kini jamannya sudah berubah dengan memilih menggunakan ponsel melalui SMS ataupun teknologi lainnya.

Sebagai perusahaan yang sejak awal didirikan dimaksudkan untuk pelayanan surat, mendorong PT Pos Indonesia berinovasi dengan membuat berbagai layanan baru seperti elektronic stamp. Sayangnya inovasi yang sudah dilakukan di belahan dunia lain itu belum bisa terealisasikan dalam waktu dekat.

"Di luar negeri sudah mulai tapi kita memang sedang merancangnya. Masalahnya butuh investasi untuk alat printing di seluruh kantor pos," papar Direktur Utama PT Pos Indonesia Ketut Marjana di JCC Senayan, Jakarta, Senin (18/6/2012).

Ia mencontohkan dengan elektronic stamp akan mampu memotong waktu yang cukup lama, khususnya perjalanan surat dari kota asal ke kota tujuan yang diinginkan.

Misalnya  anda berada di Jakarta hendak mengirim kabar melalui kartu pos yang didesain sendiri ke saudara di Papua. Anda cukup datang ke kantor pos menyerahkan kartu pos lalu petugas setempat men-scan gambar dan dikirimkan via internet ke kantor pos yang terdekat dengan alamat yang dituju dan dicetak di sana. Oleh petugas nanti dikirim ke alamat tujuan.

"Bagaimanapun surat  masih unggul karena dengan cara cetak  menjadi suatu yang mengobal seperti perangko ini. Surat atau  kartu pos bisa disimpan dan mempunyai nilai sejarah. Misalnya  70 tahun lagi masih  tercatat kalau sms kan terhapus," paparnya.

Apa yang dilakukan, katanya adalah untuk  meningkatkan  sistem operasi baik, menjaga untuk selalu ontime dalam pengiriman juga menghindari  salah kirim.

PT Pos Indonesia yang juga melayani jasa keuangan juga berusaha mengembangkan teknologi yang memungkinkan uang yang dikirim sampai dalam hitungan detik. Jadi tidak hanya terhubung secara fisik tapi virtual juga.

Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring menyatakan, menghadapi tantangan ke depan, dirinya meminta  PT Pos menggunakan teknologi  informasi (IT).

"Misalnya mereka mengirimkan kartu post dengan kirim via email lalu diprint di sana. Sampaikan ke daerah tertentu, jadi tidak perlu diantar via udara, laut. Khusus untuk layanan pengiriman barang atau keuangan masih bisa dilakukan PT Pos," katanya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved