Waspadai Penipuan Berkedok Kecelakaan
Saat anda mendapatkan telepon yang mengabarkan anak anda sedang kecelakaan,
Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Niko Ruru
TRIBUNNEWS.COM, NUNUKAN - Saat anda mendapatkan telepon yang mengabarkan anak anda sedang kecelakaan, jangan buru-buru panik. Alangkah baiknya anda melakukan cek silang kesejumlah pihak sebelum mengambil keputusan fatal yang berujung pada aksi penipuan.
Aksi penipuan berkedok kecelakaan anak nyaris menimpa salah seorang warga di Nunukan. Untungnya yang bersangkutan sempat mengecek ke sejumlah pihak sebelum mengirimkan sejumlah uang yang diminta pelaku.
Diceritakan, aksi komplotan penipu ini bermula dengan menelpon ke telepon rumah calon korbannya. Pelaku lantas berpura-pura berperan sebagai guru, yang mengabarkan jika anak calon korbannya sedang mengalami kecelakaan.
“Jadi pagi-pagi saya terima telepon dari seorang pria. Dia mengaku sebagai guru yang mengajar di sekolah anak saya,” ujar warga Jalan Ahmad Yani yang enggan menyebutkan namanya.
Si pria yang menelpon tersebut lalu mengabarkan jika anak calon korbannya itu terjatuh di sekolah. Anak dimaksud lalu dibawah ke rumah sakit oleh salah seorang gurunya. “Tadi ada gurunya yang mengantarkan ke rumah sakit. Kalau mau tahu keadaan anak bapak, silakan hubungi gurunya. Nomor handphonenya 085242900906,” kata pria dimaksud.
Tak berapa lama, pria itu kembali menelpon dan memberitahu jika nomor handphone yang diberikan salah nomor. “Nomornya salah. Yang betul 085372987703,” katanya melanjutkan.
Saat calon korbannya menelepon ke nomor dimaksud, benar saja handphone tersebut diangkat oleh seorang wanita yang mengaku sebagai guru di sekolah anak tersebut. Bahkan wanita diujung telepon menangis, seakan-akan anak korban sedang mengalami kecelakaan berat.
“Ini orang tuanya kah? Saya tidak tahu bagaimana sudah kondisi anak bapak. Coba bicara langsung dengan dokternya,” kata wanita dimaksud sambil menangis tersedu-sedu menyerahkan handphone miliknya kepada seorang pria.
Pria dimaksud kemudian meminta calon korbannya supaya tenang. “Saya Dokter Hendra. Anak bapak sekarang di ICU sedang pingsan. Sampai sekarang masih tidak sadar. Tadi dia terjatuh, ada benturan keras di kepalanya sampai terjadi pendarahan di otak. Kami bingung mau menghubungi siapa tadi makanya sampai sekarang kami belum mengambil tindakan,” kata pria yang mengaku bernama Dokter Hendra dimaksud.
Pria tersebut kemudian menjelaskan, perlu diambil tindakan segera untuk menyelamatkan nyawa anak yang dalam keadaan kritis. Pasien perlu mendapatkan penanganan segera namun alat yang dibutuhkan tidak terdapat di rumah sakit. Karena itu orang tua pasien diminta segera membeli alat dimaksud ke Apotek Kimia Farma.
“Bapak tidak usah dulu berfikir ke rumah sakit. Yang penting sekarang bapak segera membeli alat yang kami perlu ke Apotek Kimia Farma. Karena kalau tidak ditangani dalam waktu 20 menit, saya tidak bisa jamin keselamatan nyawa anak anda. Bapak tidak perlu ke apotek karena alatnya harus diantar segera. Tolong segera ditelepon Profesor Fredi, tadi saya sudah bicara,” ujarnya sambil memberikan nomor handphone dimaksud.
Atas pemintaan pria yang mengaku bernama Dokter Hendra dimaksud, calon korbanpun mulai curiga.
“Yang pertama di Nunukan ini tidak ada Apotek Kimia Farma. Terus dia bilang sebelum 20 menit alat itu sudah harus tiba. Kalau pesannya di Kimia Farma dari luar Nunukan, tidak mungkin sampai dalam waktu 20 menit,” ujarnya.
Selain itu, calon korban juga langsung melakukan cek silang ke RSUD Nunukan, menanyakan apakah benar ada Dokter Hendra di RSUD Nunukan.
Setelah meng-cross check ke Kepala Seksi Humas RSUD Nunukan Dokter Senoaji Wijanarko, dipastikan tidak ada dokter di rumah sakit yang bernama Hendra. Calon korban lantas meminta nomor Instalasi Gawat Darurat untuk mengecek lagi kebenaran informasi itu.