Kamis, 2 Oktober 2025

Om Liem Meninggal

Om Liem Sempat Telantar di Surabaya

SUDONO Salim pernah mendapat penghargaan bintang jasa Satya Lencana Pembangunan.

Penulis: Achmad Subechi
Editor: Anwar Sadat Guna
zoom-inlihat foto Om Liem Sempat Telantar di Surabaya
KOMPAS/JB SURATNO
(FILE FOTO) Liem Sioe Liong alias Sudono Salim berjabat tangan dengan Presiden Soeharto. (KOMPAS/JB SURATNO)

Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Achmad Subechi

SUDONO Salim pernah mendapat penghargaan bintang jasa Satya Lencana Pembangunan.

Pengusaha Sudono Salim, bernama asli Liem Sioe Liong, lahir 10 September 1915 dan sempat menduduki peringkat pertama sebagai orang terkaya di Indonesia dan Asia.

Bahkan, konglomerat yang dikenal dekat dengan mantan Presiden Soeharto, ini sempat masuk daftar jajaran 100 terkaya dunia. Setelah krisis ekonomi dan reformasi politik, kekayaannya menurun.

Dia pun memilih lebih lama tinggal di Singapura, setelah rumahnya Gunung Sahari Jakarta dijarah dan diobrak-abrik massa reformasi. Kerusuhan reformasi 13-14 Mei 1998, itu tampaknya membuat Om Liem trauma tinggal di Indonesia.

Walaupun kadang kala dia masih datang ke Indonesia, tapi hampir tidak pernah lama. Semua bisnisnya di Indonesia dikendalikan oleh anaknya Anthony Salim.

Di bawah kendali Anthony Salim, belakangan kerajaan bisnisnya bangkit kembali dan tak mustahil akan kembali menjadi terkuat di Indonesia.

Sabtu 10-11 September 2005, Om Liem merayakan hari ulang tahunnya yang ke-90 di Hotel Shangri-La Singapura.

Acara berlangsung khidmat dan meriah dihadiri isteri, anak, cucu, dan kerabatnya. Dia tampak sehat dan bisa melangkah dengan sempurna.

Dia juga menyampaikan sambutan dengan lancar.
Perayaan itu dihadiri sekitar 2.000 orang. Kebanyakan datang dari Indonesia dan sebagian dari Hongkong, Tiongkok, dan negara-negara lain.
Para undangan mendapat pelayanan sebaik mungkin. Tidak hanya penginapan di Hotel Shangri-La, tetapi juga diberi tiket pesawat pulang-pergi (PP), meski banyak yang memilih membayar tiket sendiri.

Beberapa mantan pejabat dari Indonesia tampak hadir. Di antaranya Harmoko, Akbar Tandjung, Fuad Bawazier, Bambang Soebijanto, dan Agum Gumelar. Juga beberapa pengusaha seperti Mochtar Riyadi, Prajogo Pangestu, A Guan, Ciputra, Rachman Halim, dan Bintoro Tanjung.

Pesta perayaan HUT 90 itu diadakan dua malam berturut-turut. Pada hari pertama untuk teman-teman dan relasi bisnisnya yang datang dari Indonesia dan Tiongkok. Hari kedua untuk undangan dari Singapura, Amerika, dan Eropa. Kedua acara itu, antara lain, diisi pemutaran film dokumenter Om Liem.

Film dokumenter itu mengisahkan perjalanan hidup Om Liem. Di mulai tahun 1938, Tiongkok dilanda Perang Dunia Kedua. Lalu, Jepang menyerbu dengan kejamnya. Ketika itu banyak pemuda Tiongkok yang ingin menghindari perang, mereka pergi ke arah selatan (Indonesia).

Pemuda Liem yang kala itu berumur 21 tahun diperankan oleh aktor memakai kaus putih dan celana panjang putih memanggul bangkelan (karung kecil dari kain) yang berwarna putih juga.
Beberapa saat anak muda Liem berdiri di atas bukit menghadap ke laut.

Dia menatap ke laut yang luas. Di kejauhan, dia melihat sebuah kapal kecil yang sedang berlabuh.
Dia melangkah menuju kapal itu dan naik. Setelah berlayar sekian lama, kapal itu mendarat di Surabaya. Saat itu dia berharap akan dijemput kakaknya yang sudah lebih dulu merantau ke arah selatan (nusantara).

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved