Jumat, 3 Oktober 2025

Bedah Jantung saat Kapal Melaju

Kapal United State Navy Ship (USNS) Mercy itu tiba di Teluk Manado, Kamis (31/5) sekitar pukul 04.00 Wita.

Editor: Rachmat Hidayat
zoom-inlihat foto Bedah Jantung saat Kapal Melaju
NET
Kapal United State Navy Ship (USNS) Mercy

TRIBUNNEWS.COM,MANADO- Kapal yang ditunggu-tunggu itu akhirnya berlabuh juga.
Kapal United State Navy Ship (USNS) Mercy itu tiba di Teluk Manado, Kamis (31/5) sekitar pukul 04.00 Wita.

Kapal rumah sakit apung terbesar di dunia datang lebih awal dari yang diperkirakan. Kapal yang mengangkut sekitar 1.000 kru ini melakukan perjalanan selama seminggu dari Guam. Kapal ini selama dua minggu akan melakukan misi kemanusiaan di Sulawesi Utara.

Perahu itu biasanya digunakan untuk mengangkut kru yang akan turun ke daratan. Kapal ini akan bekerja selama 12 jam dari 16 jam kerja. Sedangkan helikopter untuk mengangkut suplai obat-obatan. Untuk perahu ini, mereka hanya menggunakan dua kapal dari 30 kapal yang dimiliki.

Jika menggunakan helikopter, maka penumpang akan turun di helipad yang berada di bagian atas kapal. Sedangkan jika menggunakan perahu, penumpang akan naik lewat samping kanan kapal ini. Lantai 01 dan 02, yang terletak paling atas digunakan untuk menyimpan obat-obatan, laboratorium, dan sejenisnya.

Pasien yang tidak bisa berjalan, untuk dapat menuju ruang administrasi dibawa melewati lift yang bisa menampung sekitar 20 orang dewasa. Selain lift, ada lorong yang bisa menghubungkan mulai dari bagian atas kapal hingga ke bagian bawah kapal.

Jika melewati lorong ini semua personel terlihat bergerak cepat. Begitu sampai di daerah M (main deck), pasien yang akan mengikuti operasi akan dicocokkan administrasinya yang ada dalam daftar pasien yang sudah di-screening terlebih dahulu di darat.

Dekat dengan bagian administrasi ini, ada yang namanya ruang gawat darurat yang memiliki kapasitas 50 tempat tidur. Di ruangan ini juga nantinya bisa dipilah ke bagian mana pasien akan dirawat.

Di sini juga terletak 12 ruang operasi. Sayangnya saat kunjungan Tribun Manado, ruang operasi sementara masih dipersiapkan jelang pelaksanaan operasi yang akan dilakukan selama 12 hari mendatang.

Di bawahnya lagi tersusun lantai 2 hingga 5, yang digunakan sebagai bangsal para pasien. Mercy memiliki 250 tempat tidur, dan bisa ditambah hingga 1.000 jika diperlukan.

Di dalam kapal itu ada 20 tempat tidur untuk perawatan pasca-operasi, dan 80 dipan untuk perawatan intensif. Di sana ada poliklinik gigi dengan enam bilik pemeriksaan. Meski tak bisa masuk ke dalam ruangannya langsung, dijelaskan oleh Perwira Humas Maria Lohmeyer, dinding kamar itu terbuat dari baja dicat putih, krem, atau hijau muda.

Tak ada sofa mentereng atau televisi di ruang pasien. "Semua ruang berpenyejuk udara karena tak ada jendela," kata Maria.

Maria yang menjadi pemandu tur, menambahkan, semua pasien tinggal di dalam barak berukuran sekitar 200 meter persegi. Di dalamnya terdapat 20 tempat tidur bertingkat dua dipan 1x2 meter dengan kasur lateks berseprai putih.

Pada sisi masing-masing dipan ada lampu baca, tangki oksigen, dan sebuah rak kecil dari besi. Untuk kamar rawat anak-anak, kata Maria, dirancang sedemikian rupa hingga menyerupai tempat bermain. "Hal ini dimaksudkan agar anak-anak meski dalam masa penyembuhan bisa menikmati hiburan. Ruang perawatan anak memiliki kapasitas 80 tempat tidur," ujarnya.

Rumah sakit terapung ini juga memiliki pusat terapi fisik, mesin CT Scan, ada juga mesin khusus yang dapat menganalisa darah melalui sinar X ray, klinik pengobatan mata, dua mesin yang mampu memproduksi oksigen, serta memiliki bank darah yang dapat menyimpan 5 ribu unit kantong darah beku, serta 500 plasma darah serta bisa mencocokan darah 20 unit per jam.

Ada juga ruangan untuk masa pemulihan dan ruangan untuk para keluarga yang menjaga pasien yang akan menjalani operasi.

Halaman
12
Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved