TNI AU Kirim 23 Personel ke Brazil
Sebanyak 23 personel TNI AU di Lanud TNI AU Abdulracman Saleh, dikirim ke Brazil untuk persiapan kedatangan pesawat tempur ringan Super Tucano.
TRIBUNNEWS.COM, MALANG - Sebanyak 23 personel TNI Angkatan Udara (AU) di Pangkalan Udara (Lanud) TNI AU Abdulracman Saleh, dikirim ke Brazil untuk persiapan kedatangan pesawat tempur ringan Super Tucano.
Mereka terdiri dari 12 penerbang tempur dan 11 teknisi. Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara (Kadispenau) Marsekal Pertama TNI Azman Yunus mengatakan, pesawat Super Tucano tidak serumit pesawat-pesawat yang sekarang dimiliki TNI AU di Lanud Abduracman Saleh. Pesawat Super Tucano mirip dengan pesawat KT1B di Yogyakarta.
Kedatangan pesawat Super Tucano gelombang pertama akan tiba antara akhir Agustus atau awal September tahun ini.
"Pesawat ini memiliki spesifikasi sebagai pesawat counter insurgency, serta sebagai pesawat latih pilot," ujar Azman.
Dengan adanya pesawat Super Tucano, Lanud Abd Saleh membutuhkan pilot yang jumlahnya 1,5 kali dari jumlah pesawat. Artinya, Danlanud Abd Saleh yang baru harus menyiapkan sebanyak 27 pilot Super Tucano.
Karena itu, sebanyak 23 personel TNI AU dikirim ke Brazil, untuk persiapan kedatangan pesawat tempur ringan Super Tucano. Mereka terdiri dari 12 penerbang tempur dan 11 teknisi.
"Mereka yang dikirim adalah yang qualified. Nanti mereka membawa pesawat tersebut ke Indonesia," kata Azman Yunus di Lanud Abdurachman Saleh Malang, Kamis (31/5/2012).
Setelah tiba di Tanah Air, lanjutnya, mereka akan menularkan ilmunya kepada personel lain.
"Pihak Brazil juga akan mengirimkan teknisi ke Indonesia, sehingga memudahkan proses penguasaan pesawat," jelasnya
Di tempat yang sama, Komandan Lanud Abdurachman Saleh Marsekal Pertama TNI Gutomo menambahkan, ada tiga skadron udara dan satu skadron teknik di Lanud Abdurachman Saleh.
"Ketiga skadron udara itu adalah Skadron Udara 4 berisi pesawat Casa 212, Skadron udara 32 berisi pesawat Hercules, dan Skadron Udara 21 yang sekarang kosong, karena OV-10F Bronco sudah dinyatakan grounded," papar Gutomo. (*)
BACA JUGA