Kasus Hambalang
2 Bangunan Hambalang Bukan Roboh Tapi Sengaja Dirobohkan
Robohnya dua bangunan proyek Hambalang masih meninggalkan tanya.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Edwin Firdaus
TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Robohnya dua bangunan proyek Hambalang masih meninggalkan tanya.
Sedianya bangunan yang akan berdiri di lahan seluas 32 hektare tersebut akan dijadikan gedung pusat pelatihan olahraga bagi para atlet Tanah Air.
Dua bangunan di antara bangunan yang tengah dikerjakan telah rata dengan tanah. Yang tersisa hanya bekas pondasi dan dua unit genset berukuran sebuah mobil colt dibiarkan tergeletak di pinggir jalan.
Sebuah majalah nasional memberitakan bahwa bangunan itu roboh, lalu diikuti media online yang telah lama berdiri memberitakan secara maraton.
Dikabarkan olehnya bangunan itu roboh pada hari Jumat 25 Mei 2012 lantaran hujan lebat yang mengguyur sekitar lokasi. Juga disebutkan karena kontur tanah yang tidak cocok untuk membangun sebuah gedung.
Berdasarkan penelusuran Tribunnews.com, menemukan fakta lain. Bangunan itu, tidak roboh pada Jumat lalu, namun sudah enam bulan atau tepatnya pada 20 Desember 2011 lalu ada yang merobohkan.
Berdasarkan informasi yang dihimpun di lapangan serta hasil wawancara dengan Ketua Kerjasama Operasi PT Adhi Karya dan PT Wijaya Karya, Joko Prabowo, dikatakan bangunan itu rata dengan tanah karena sengaja dirobohkan.
Apa alasannya? Joko mengatakan karena struktur tanah yang labil, sehingga terpaksa harus dirobohkan.
Lanjut Joko menjelaskan, sebelum masuknya pembangunan gedung Hambalang, pihak perencana dalam hal ini Kemenpora, telah memberikan data bahwa tidak ada masalah dalam struktur tanah.
Namun, dari analisa dan kajian ditemukan ada kontur tanah yang bermasalah.
"Ini murni karena tanah tersebut strukturnya labil. Ini bukan penyelewengan biaya. Silakan saja diperiksa. BPK juga sudah empat kali kok ke sini (Hambalang). Dan KPK pun sudah pernah ke sini," ujar Joko kepada Tribunnews.com, di komplek bangunan Hambalang, Sentul, Jawa Barat, Selasa (29/5/2012).
Dua bangunan itu, merupakan rumah bagi genset dan 9 lapangan badminton indoor. Pekerjaan rumah genset sudah hampir 90 persen, sedangkan pembangunan lapangan badminton baru dibangun pondasi saja.
Joko menambahkan, memang benar di beberapa bagian kontur tanah labil. Dari 32 hektare lahan yang akan dibangun, 1 hektare tanah dianggap bermasalah.
Nah 1 hektare itulah yang memakan korban dua bangunan yang telah susah payah dibangun. Ketika proyek menyisakan 10 persen, terjadi kemiringan di salah satu bangunan yang dijadikan pusat energi di kawasan tersebut.
Joko kembali mengaskan, bahwa tidak ada bangunan yang ambruk. Namun sengaja dirobohkan.