Istri Bripka Rifel Ayala Simbolon Lahirkan Bayi Kembar 4

Laporan wartawan Tribun Medan, M Azhari Tanjung

TRIBUNNEWS.COM MEDAN, - Rasa senang dan bahagia menghampiri pasangan Bripka Rifel Ayala Simbolon dan eva sitorus, pasalnya setelah 8 tahun mereka berumah tangga tidak jua diberi momongan akhirnya mereka mendapatkannya. Tak tangung-tanggung, bukanya satu bayi yang didapatkan melainkan empat bayi di RSIA Stela Maris.

"sangat senang sekali dengan lahirnya buah hati kami karena sejak 8 tahun berumah tangga, baru ini dikarunia anak," ucap personil polisi yang sehari-hari bertugas di polsek Medan area.

Bayi tersebut lahir, karena dirinya mengikuti program bayi tabung di RSIA Stela Maris. “Saya tahu program ini dari teman-teman saya dan saya tertarik dan mendatangi dokter Binarwan yang merupaka spesialis kandungan di STela Maris," sebutnya.

Untuk biaya keseluruhan program bayi tabuyng hingga perawatan dirinya sudah habis sekitar Rp 300 juta. "anak saya lahir prematur, syukur saat ini mereka sehat semuyanya dan hanya meninggal satu, jadi ada 3 tiga anak sekarang," ucapnya

dokter spesialis kandungan RSIA Stella Maris, dr Binarwan Halim yang didampingi dr Bugis Mardina mengatakan, bayi kembar empat dari pasanngan Firel dan eva lahir pada usia kehamilan 26 minggu (6 bulan 3 minggu) dengan berat badan sekitar 600 gram (6 ons) di Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Stella Maris. Bayi tersebut lahir 25 Februari 2012 lalu.

"bayi tersebut merupakan hasil dalam menjalani program bayi tabung yang diikuti oleh kedua pasangan. Sebab, selama 8 tahun pernikahan, mereka berdua tak kunjung mendapatkan momongan," terangnya.

Dalam ilmu kedokteran smabungnya, bayi yang lahir pada usia kehamilan 28 minggu ke atas, anak hidup dan butuh bantuan. Namun, untuk kandungan 26 minggu ini, dibutuhkan bantuan perawatan yang lebih dan selama febuari keempatnya mendapatkan perawatan di ICU, namun satu bayi sayangnya tidak bertahan.

“Bayi ini lahir usia kandungan 26 minggu dengan berat 600 gram. Namun Ini merupakan sejarah pertama di Indonesia bagian barat, karena tidak pernah ada sejarah anak lahir dengan berat 6 ons bertahan hidup,” tutur Binarwan kepada sejumlah wartawan.

Namun, lanjut Binarwan, dari empat bayi kembar tersebut, satu diantaranya (bayi ke-2 jenis kelamin laki-laki) meninggal dunia karena kondisinya tak kunjung membaik.

“Setelah 10 hari pasca dilakukan operasi sesar, bayinya meninggal dan kondisinya relative tidak membaik,” terangnya

Binarwan mengatakan, besarnya biaya tersebut dikarenakan, kondisi bayi tersebut lahir dalam keadaan prematur. "itukan biaya keseluruhan, karena kondisi bayinya mesti dirawat di ICU, kalau hanya biaya bayi tabung normal, biayanya berkisar Rp 20 sampai 30," ucapnya smabil mengatakan, baru stela maris yang mempunyai program bayi tabung dan relativ murah sehingga bisa terjangkau oleh masyarakat.

"Biasanya proses bayi tabung tersebut, itu tidak sampai seminggu, setelah dilakukan operasi, paling cepat prosenya selama 3 hari sudah tampak," terangnya.

dr Bugis Mardina menilai, dengan usia kehamilan 26 minggu, mereka memprediksikan banyak organ yang belum sempurna seperti otak, jantung, paru-paru, dan sistem pencernaan. “Keempatnya memakai alat bantu napas dan selama 1 bulan pertama kondisinya naik turun. Setelah melewati masa kritis, perkembangannya sudah seperti yang kita harapkan,” ungkap Bugis.

Setelah menjalani perawatan selama 3 bulan di rumahsakit milik swasta tersebut, ketiga bayi yang hidup sudah memiliki berat badan sekitar 2 kilogram. “Setelah mendapatkan perawatan yang cukup, pada jantung ketiga bayi tidak ada masalah lagi begitupun dengan paru-parunya. saat ini setelah kondisinya membaik dan diperbolehkan untuk pulang,” ujar Bugis.

Ketiga nama bayi tersebut antara lain Hiskia Kristian Halim Simbolon dengan panjang 28 centimeter dan berat lahir 645 gram. Kemudian, Jonathan Imanuel Simbolon memiliki berat badan 680 gram dengan panjang 31 centimeter. Terakhir, Ruth Clarissa Simbolon dengan panjang 29 centimeter dan memiliki berat badan lahir 630 gram.