Anas dan Ibas Nyaris Diamuk Massa
Polisi Bantah Istimewakan Kasus Penyerangan Anas-Ibas
Menurut Saud, kepolisian tidak akan mengurus polemik yang berada di internal Partai Demokrat Maluku Utara.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mabes Polri membantah mengistimewakan kasus penyerangan terhadap Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum, dan Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Edhi Baskoro Yudhoyono alias Ibas.
Bagi kepolisian, cepatnya merespons kasus tersebut, bukan karena saat kejadian menimpa pengurus partai besar dan adanya anak presiden, tapi lebih pada penegakkan hukum.
"Kami profesional. Bagaimana pun, ini kegiatan parpol (partai politik). Untuk internal parpol itu ditangani mereka (pengurus parpol), kami hanya pidananya. Kami profesional saja," ungkap Kepala Divisi Humas Polri Irjen Saud Usman Nasution di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (25/5/2012).
Menurut Saud, kepolisian tidak akan mengurus polemik yang berada di internal Partai Demokrat Maluku Utara, tapi lebih pada tindakan pidana dalam kasus tersebut.
Diberitakan sebelumnya, Anas, Ibas, bersama sejumlah pengurus DPP PD, nyaris menjadi sasaran amuk massa pendukung Ketua DPD Partai Demokrat Maluku Utara yang juga Gubernur Malut, Thaib Armaiyn, setibanya di Bandar Udara Babullah, Ternate.
Sejumlah orang berhasil memukul dua pengurus DPP Partai Demokrat bernama Ibrahim dan Syarif. Sementara, Anas dan Ibas lolos dari aksi anarkis itu, karena keduanya berlindung di belakang Thaib Ibrahim.
Kehadiran dua petinggi Partai Demokrat ke Ternate, dalam rangka menghadiri Musyawarah Daerah (Musda) II DPD Maluku Utara.
Namun, akibat insiden tersebut, keduanya bersama rombongan memutuskan terbang ke Manado, untuk menghadiri acara Partai Demokrat lain, dan Musda di Maluku Utara dibatalkan. (*)
BACA JUGA