Bawa Lari Rp 27 Juta Wahyuningsih Tipu Warga Kupang
Warga Kota Kupang diingatkan selalu waspada terhadap seorang perempuan penipu bernama
Editor:
Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Pos Kupang, Novemy Leo
TRIBUNNEWS.COM, KUPANG--Warga Kota Kupang diingatkan selalu waspada terhadap seorang perempuan penipu bernama Wahyuningsih. Modusnya, meminjam uang kepada sejumlah korban dengan alasan ada keluarganya di Jawa yang sakit. Karena percaya korban memberikan uang itu, namun akhirnya pelaku kabur.
Sedikitnya empat warga Kota Kupang sudah menjadi korban penipuan Wahyuningsih. Total nilai hasil penipuannya mencapai Rp 27 juta. Diduga perempuan ini memiliki sindikat dalam aksinya. Polisi sedang mengejar pelaku.
Informasi yang dihimpun Pos Kupang menyebutkan, Wahyuningsih, wanita asal Jawa, ini sudah kerja di sebuah hotel di kawasan Kelapa Lima selama tujuh bulan dan tinggal di kos di belakang hotel itu.
Salah satu korban, Parlin Maharaja mengungkapkan, tanggal 8 Mei 2012, Jimmy dan pelaku mendatangi kediamannya meminjam uang sebesar Rp 5 juta. Semula Parlin enggan memberikan karena tidak mengenal pelaku. Namun pelaku memohon dengan alasan keluarganya di Jawa sedang sakit.
"Wahyu (Wahyuningsih) datang dengan Jimmy sehingga saya percaya dia akan kembalikan uang saya. Dan, mereka simpan sepeda motor sebagai jaminan, katanya hanya 10 hari. Saya kasihan, makanya saya pinjamkan. Kalau tidak karena rasa kemanusiaan, saya tidak akan kasih pinjam uang kepada perempuan itu," kata Parlin, Rabu (23/5/2012) malam, usai memberikan keterangan di Polresta Kupang.
Korban lainnya, Iin Sandy mengatakan, ia baru kredit sepeda motor Yamaha Mio DH 5368 HC -- yang dijaminkan pelaku kepada Parlin -- di PT Hasrat Abadi melalui Aldira, sekitar tiga bulan lalu. Iin mengontrakkan sepeda motor itu kepada pelaku yang bekerja di hotel tersebut.
"Saya percaya dia karena saya memang sering jualan barang kepada mereka di hotel itu. Ehh, tahunya sepeda motor saya itu dijaminkan kepada Parlin, dan Wahyuningsih belum membayar sewa motor saya itu," kata Iin.
Pada Rabu sore, Iin Sandy dan keluarga sempat mendatangi kediaman Parlin dan meminta sepeda motor itu sambil menunjukkan BPKB atas namanya, namun tidak dilayani. Rabu malam, Iin kembali mendatangi rumah Parlin bersama keluarga dan Ade (dari Adira). Saat itu sempat terjadi pertengkaran.
Malam itu, Ade dan Iin bersikeras menarik sepeda motor itu dari Parlin. Namun Parlin dan keluarganya tidak mengizinkan karena uang Rp 5 juta masih ada di tangan Wahyuningsih. Selain itu, pihak Adira tidak membawa surat tugas dan surat penarikan.
Parlin menyarankan mengurus kasus ini secara kekeluargaan dengan cara mencari pelaku atau melapor ke polisi. Semula Iin tidak bersedia, tapi ketika Parlin mengatakan akan melaporkan Iin juga, akhirnya Iin bersedia melaporkan penipuan oleh Wahyuningsih ke polisi.
Disaksikan Pos Kupang, usai melaporkan kasus itu, anggota Buru Sergap Polresta Kupang langsung ke tempat kejadian perkara (TKP) hotel tersebut dan rumah kos pelaku. Namun, pelaku sudah kabur.
Jimmy, yang menjadi perantara Wahyuningsih untuk peminjaman uang kepada korban berhasil dibawa ke Polresta Kupang untuk dimintai keterangannya. Namun Jimmy mengaku tidak tahu keberadaan pelaku. Jimmy mengatakan, handphone- nya (HP) juga dibawa oleh pelaku.
Kapolresta Kupang, AKBP Tito Basuki, dikonfirmasi melalui Wakapolresta Kupang, Kompol Danna Beni, dan Kasat Reskrim, AKP Fisie Rahmat Putra, mengatakan, sudah menerima laporan korban.
"Penyelidikan akan dikembangkan untuk mencari tahu apakah ada sindikat dalam kasus ini. Pelaku sedang dikejar. Sampai saat ini baru dua korban yang melapor. Sepeda motor sebagai barang bukti kami tahan sampai proses hukum kasus ini selesai," kata Putra.
Sementara Ade dari Adira ditanya tidak ada surat tugas penarikan, mengaku malam itu tidak membawanya. Mengenai BPKB sepeda motor milik Iin, Ade mengatakan, Aldira belum menyerahkan BPKB kepada Iin karena belum dilunasi. "BPKB baru akan diserahkan jika sepeda motor sudah dilunasi pembeli," kata Ade.
Pemilik hotel yang enggan menulis namanya mengatakan, Wahyuningsih tidak seperti pekerja lainnya yang ceria. Dia pendiam sehingga tidak punya teman akrab. Dia akrabnya dengan Dami, ojek yang biasa mengantarnya berpergian.
"Dengan tamu dia sangat sopan sehingga saya kaget dia menipu sana sini. Semoga polisi menangkapnya karena banyak korban yang ditipunya. Mbak Tuti pinjamkan dia uang sampai Rp 21 juta, terus anak laundri Rp 1 juta," ungkapnya.
Baca juga: