Car Free Day Semarang Tempat Kumpul Penggemar Sepeda Kebo
Hari bebas kendaraan atau lebih terkenal dengan istilah Car Free Day (CFD) menjadi primadona warga Semarang

Laporan Wartawan Tribun Jogya/ Bakti Buwono Budiastyo
TRIBUNNEWS.COM SEMARANG - Hari bebas kendaraan atau lebih terkenal dengan istilah Car Free Day (CFD) menjadi primadona warga Semarang untuk menghilangkan penat setelah seminggu bekerja. Tidak hanya para keluarga yang memanfaatkan waktu untuk berolahraga, ataupun sekadar menikmati suasana tanpa polusi, tetapi juga menjadi tempat kumpul beberapa komunitas. Satu di antaranya komunitas gagak rimang.
MENGENDARAI sepeda kebo (sebutan sepeda onthel di Semarang), beberapa orang mengitari jalan Pahlawan, depan kantor gubernur Jateng dan gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi. Ada yang mengenakan topi jaman kolonial. Tidak jarang, mereka membunyikan klakson khas sepeda onthel 'kring-kring' untuk saling menyapa pemilik sepeda onthel di luar komunitas mereka.
Di jalan Pahlawan itu, sepeda onthel itu melengkapi pemandangan orang yang berolahraga semisal dengan sepatu roda, sepeda biasa, ataupun sekadar joging. Bentuk sepeda yang klasik rupanya menarik sebagian pengunjung CFD untuk melirik komunitas gagak Rimang itu.
"Lumayan, di sini (CFD) saya bisa kumpul dengan teman-teman seminggu sekali. Biasanya mulai kumpul 06.30 sampai CFD selesai, " kata seorang anggota komunitas, Sulamul Adi (34) saat berkumpul di tengah jalan Pahlawan, Minggu (20/5/2012) pagi.
Pegawai perpustakaan Magister Manajemen Universitas Diponegoro (Undip) itu mengatakan komunitas gagak rimang sepengetahuannya sudah berusia lebih dari 20 tahun. Nama gagak rimang sendiri yang ia tahu berasal dari nama kuda pangeran Diponegoro. Latar belakang anggotanya pun bermacam-macam, ada yang pegawai negeri sipil (PNS), karyawan swasta hingga pedagang.
Selain berkumpul seminggu sekali, jika ada even, semisal ulang tahun kota Semarang atau undangan mereka pasti ikut meramaikan. Tidak sekadar naik sepeda bersejarah, tetapi juga mengenakan kostum yang terkesan klasik.
"Di sini asyiknya bisa tambah saudara, link juga banyak," ucapnya.
Ia sendiri mulai menggeluti dunia sepeda kebo (sebutannya) sekitar 2009. Awal mula ia jatuh cinta karena tertarik dengan nilai sejarah panjangnya, mulai dari dibawa masuk penjajah, beralih ke kalangan bangsawan saat itu hingga masih eksis hingga saat ini. Saat itu, ia belum bergabung dengan gagak rimang. Setelah diberitahu tetangganya, barulah ia tahu ada orang yang sama dengannya.
"Dulu kalau kumpul di simpang lima, sekarang di car free day jalan Pahlawan," kata Adi.
Dari hobinya tersebut, kini ia sudah punya empat sepeda onthel yaitu merk Birhmingham Small Arem (BSA) dua buah, Simlek satu buah dan Bulgers satu buah. Bukan sekadar mengoleksi, ia juga menjualnya jika berminat. Aksesoris untuk sepeda tua pun ia jual.
CFD Semarang hadir setiap Minggu pukul 05.00 hingga pukul 08.30. Ruas jalan yang ditutup meliputi jalan Ahmad Yani, Jalan Pahlawan, Jalan Pemuda, Jalan Gajah Mada, Ahmad Dahlan, serta Pandaran. (Bakti Buwono Budiastyo)