Baik Buruk Make Up Sex

Laporan Wartawan Tribun Jakarta, Daniel Ngantung

TRIBUNNEWS.COM - Pernahkah terpikirkan memanfaatkan hubungan seks usai bertengkar dengan pasangan atau yang diistilahkan make up sex? Sehatkah itu?

Jawabannya beragam. Menurut Seth Meyers, psikolog di L.A. County Department of Mental Health, hubungan seks untuk memulihkan hubungan dengan pasangan bukanlah cara yang efektif mengurangi ketegangan emosional yang sedang terjadi.

Justru dia memeringatkan make-up sex malah akan menyulut argumentasi dan drama emosional lainnya. "Coba pikir ulang lagi. Jika mengalami seks yang luar biasa setelah pertengkaran besar, pastinya akan berpikir kenapa tak bertengar lagi kalau 'efek'-nya begitu nikmat?" tulisnya dalam blog di Pschology Today seperti yang dikutip dari The Globe and Mail, Senin (7/5/2012).

Meyers menambahkan make-up sex bukanlah tentang mencapai intimasi yang luar biasa dan membangun kepercayaan satu sama lain. "Jujur saja, itu tak ada bedanya dari seorang pecandu yang sedang sakau kokain," tulisnya.

Namun, pernyataan itu bertolak belakang dari saran-saran yang pernah ditulis di majalah-majalah yang memberanikan pembacanya untuk melakukan make-up sex. Seperti yang diulas dalam artikel di majalah Health kalau make-up sex itu tak hanya menampilkan hasrat yang liar saja, tapi itu turut membantu seseorang mempertahankan intimasi di saat waktu sulit menerpa.

Pendapat itu didukung Men's Health yang memasukkan make-up seks dalam daftar "8 Monumental Sexual Experiences You Must Have." Situs Gawker malah menegaskan kalau menahan hasrat saat ingin melakukan make-up sex malah akan menyulut perkelahian lainnya.

Jalan tengah diambil psikolog Rita Wilson. Terlepas pro dan kontra dari make up sex, Wilson menekankan yang penting adalah berhubungan intim dengan orang yang dicintai, bukan yang sosok yang dimusuhi.