Jumat, 3 Oktober 2025

Bangunan Tahan Gempa Perlu Jadi Syarat IMB

Guru Besar Institut Teknologi Bandung (ITB), Masyhur Isyham mengatakan sudah waktunya masyarakat di Jakarta, membangun

Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-inlihat foto Bangunan Tahan Gempa Perlu Jadi Syarat IMB
SERAMBI Indonesia/M ANSHAR
Pekerja membersihkan puing reruntuhan di Kantor PT Taspen (persero) Cabang Banda Aceh, Kamis (12/4). Bagian depan bangunan tersebut rusak diguncang gempa berkekuatan 8.5 SR di Kota Banda Aceh, Rabu (11/4/2012). (SERAMBI Indonesia/M ANSHAR)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Guru Besar Institut Teknologi Bandung (ITB), Masyhur Isyham mengatakan sudah waktunya masyarakat di Jakarta, membangun bangunan baik itu bertingkat atau perumahan biasa untuk mengikuti kaidah bangunan tahan gempa.

Hal ini penting, karena ancaman gempa tidak dapat dipandang sebelah mata. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pun diharapkan memperketat keluarnya Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) dengan mensyaratkan bangunan harus tahan gempa.

“Peraturan yang baru bukan hanya untuk gedung, tapi juga untuk bangunan satu lantai. Jadi diharuskan. Disinilah kami mengharapkan para pemda untuk mulai mensyaratkan agar kalau IMB itu mulai diketatkan untuk menjamin bahwa hanya bangunan tahan gempa yang dibangun,” dia menegaskan kepada wartawan di sela sela diskusi dan simulasi 'mitigasi gempa dan langkah-langkah evakuasi di gedung bertingkat, Jakarta, Selasa (17/4/2012).

Bukan itu saja, dia berharap aturan ketat ini juga harus sudah mulai diterapkan di daerah lainnya, di luar Jakarta. Pasalnya, semua wilayah di Indonesia memiliki potensi terguncang gempa.

“Itu bukan hanya untuk Jakarta tapi seluruh Indonesia. Karena semua berpotensi, hanya bergantung besar kecilnya goyangan saja, tapi semua berpotensi,” dia mengingatkan.

Profesor Masyhur juga menyatakan hingga kini masih belum dapat diprediksi apakah terdapat sumber gempa di Jakarta. Diketahui, bahwa titik atau sumber gempa berada di luar Kota Jakarta, seperti di Selat Sunda.

“Kalau kita lihat Jakarta, kita belum tau apakah ada sumber gempa di Jakarta atau tidak, belum ada bukti otentik bahwa ada sumber gempa di Jakarta. Tapi belum ada juga bukti otentik bahwa tidak ada sumber gempa di Jakarta,” ulas dia.

Sumber gempa yang sudah diketahui, tegasnya berada di luar Jakarta dan berada sekitar 10 titik atau sumber gempa. Terbesar itu diperkirakan di Selat Sunda. “Kami dulu waktu mau buat peta 8,4 SR, tapi itu bisa sampai lebih, malah ada yang 8,7 SR, bahkan paper sebelumnya sampai 9 SR (kekuatan gempanya).”

Kalau itu terjadi, lanjut dia, maka percepatan di Jakarta adalah sekitar 0,12 - 0,15 grafitasinya. Angka itu masih lebih rendah daripada persyaratan bangunan yang ditetapkan pemerintah.m “Dimana goyangan di batuan dasar persyaratan bangunan yang naik itu 0,15 grafitasi, persyaratan bangunan yang baru 0,2 grafitasi,” jelasnya.

Jadi sebetulnya secara prinsip, dia menegaskan, selama bangunan dibangun mengikuti kaidah pembangunan bangunan bertingkat tahan gempa, maka bangunan itu akan aman.

“Insyaallah aman. Yang masalah adalah apabila tidak mengikuti kaidah,” ungkapnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved