Keluarga Tak Tahu Jenazah Ernawati
Satu kabar menyebut Ernawati meninggal karena minum racun, kabar lain menyebut ia korban kekerasan sang majikan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hampir lima bulan lamanya, perjuangan Yenny Larasati seperti sia-sia. Sama sia-sianya dengan sang adik Ernawati, tenaga kerja wanita asal Kudus yang meninggal tanpa kepastian yang jelas di Arab Saudi. Satu kabar menyebut Ernawati meninggal karena minum racun, kabar lain menyebut ia korban kekerasan sang majikan, yang belakangan diketahui seorang germo.
Ditemui Tribunnews.com, Jumat (24/6/2011), di Migrant Care, Pulogadung, Jakarta Timur, perempuan yang sudah pindah menjadi warga Tanjung Pinang, Kepulauan Riau ini terlihat kesal. Perasaannya ditumpahkan kepada Kementerian Luar Negeri yang tak bertidak sigap menindaklanjuti laporan adanya penganiayaan sang adik oleh majikan.
Nasib mengenaskan Ernawati mengadu untung di tanah Petro Dollar itu sudah diketahui keluarga sejak Desember 2010 silam. Semua informasi bernada keluh-kesah, minta tolong, dan penderitaan, mengalir lewat pesan pendek, telepon yang disampaikan Ernawati kepada Yenny dan kakaknya yang lain.
Kabar yang tak diharapkan akhirnya mengagetkan keluarga. Terhitung 10 hari pascapelaporan itu, Mise, teman satu rumah dengan Erna, melaporkan Erna sudah tidak lagi bernyawa. "Waktu 10 hari kan cukup panjang. Setidaknya laporan awal keluarga bisa ditindaklanjuti. Setidaknya Ernawati bisa langsung dievakuasi ke KBRI," ujar Yenny berandai.
Yang lebih menyakitkan, Yenny dan keluarga tak pernah mendapat konfirmasi kondisi Ernawati baik dari Kemenlu atau dari BNP2TKI. Tiap kali menanyakan, mereka beralasan masih ditelusuri pihak KBRI setempat. Sejauh ini, pihak keluarga yang paling aktif meminta konfirmasi dari pemerintah. Alasan mereka tetap sama. Saat ditelpon, ponsel pejabat terkait tak diangkat.
"Selama ini mereka selalu menanyakan surat ini dan itu. Tapi sampai sekarang belum ada hasilnya," katanya. Yenny mengaku, keluarga belum tahu kepastian di mana jenazah Ernawati. Semuanya serba simpang siur. Kabar terakhir menyebutkan Ernawati masih di rumah sakit setempat. Namun, informasi lain menyebutkan, jenazah almarhumah yang aktif selama di bangku sekolah, sudah dikubur.
Yenny mencontohkan, betapa pihak Kemenlu lebih doyan menanyakan surat izin atau kuasa kepada pihak keluarga, daripada memberikan konfirmasi kabar Ernawati. Sampai satu ketika, Kemenlu harus meminta surat kuasa keluarga untuk mengotopsi Ernawati. Padahal sebelumnya, keluarga sudah melayangkan surat kuasa tersebut.
Beberapa surat pemberitahuan menimbulkan keraguan keluarga. Dari salah satu surat yang menginformasikan visum Ernawati, tersebutkan bahwa adiknya benar meninggal karena minum racun, dan diperjelas bukan karena tindakan majikan di luar batas kemanusiaan. "Di surat itu menerangkan adik saya tidak ada masalah dengan majikan. Kita tidak percaya. Saya masih simpan sms dia minta tolong sampai sekarang," katanya. (*)