DPR Minta Lion Air Tak Pindahkan Hanggar Pesawat ke Malaysia

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi V DPR Fraksi PKB, Mohammad Toha mengharapkan manajemen Lion Air tidak memindahkan investasi pembangunan hanggarnya ke luar negeri (Malaysia), meskipun menyadari bahwa Lion Air sudah mengalami banyak kerugian.

Sebab, di Indonesia masih ada beberapa pilihan lokasi yang bisa digunakan untuk membangun hanggar, seperti di Manado, Palangkaraya, dan Makassar. Selain itu, pembangunan hanggar Lion Air di dalam negeri akan memacu pertumbuhan ekonomi, menyerap tenaga kerja, dan hal lain yang dapat menghidupkan berbagai sektor.

Karena itu, pihaknya sangat mendorong Kementerian Perhubungan dan Angkasa Pura I untuk segera menentukan lokasi terbaik bagi pembangunan hanggar Lion Air. "Saya minta Lion Air tidak pindah ke Malaysia," ujar Toha dalam pers rilisnya, Senin (21/2/2011).

Toha juga meminta pihak Angkasa Pura I dan Lion Air untuk secepatnya mengadakan pertemuan untuk membicarakan pembangunan hanggar, termasuk pembagian saham. "Seandainya pertemuan selalu berakhir deadlock, maka Komisi V DPR akan memanggil dan meminta penjelasan masalah ini terhadap keduanya (termasuk memanggil Menteri Perhubungan), agar dicarikan solusi yang terbaik," jelas Toha.

Kemudian, lanjut Toha, ia menginginkan Angkasa Pura I selaku pengelola bandara di Indonesia bisa meningkatkan kualitas hubungan kemitraan, komunikasi dan kerjasamanya dengan para airlines customers. Hal ini penting untuk saya tegaskan agar kejadian seperti ini tidak terulang kembali atau sampai berlarut-larut.   

Seperti ramai diberitakan sebelumnya, PT Lion Mentari Airlines (Lion Air) menolak melakukan kerja sama pembangunan hanggar pesawat di Bandar Udara Sam Ratulangi, Manado. Mereka lebih memilih Malaysia sebagai tempat hanggar pesawat mereka.(*)