Hasil Laut Nomor 3 di Asia Tenggara, Jadi Landasan Menteri Susi Bikin Kebijakan Baru
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti paparkan program serta kebijakan bidang kelautan dan perikanan di Undip.
Laporan Wartawan Tribun Jateng, M Sofri Kurniawan dan Rival Almanaf
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti bersilaturahmi dan paparkan program serta kebijakan bidang kelautan dan perikanan.
Pemaparan itu, ia sampaikan di hadapan Gubernur Jawa Tengah serta akademisi Undip, di Gedung ICT Center Universitas Diponegoro (Undip), Semarang, Senin (5/9/2016).
Dalam kesempatan itu, Susi menyampaikan hasil kebijakannya selama menjabat sebagai menteri, di hadapan dosen yang mayoritas dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Undip.
"Indonesia dengan laut terpanjang di posisi nomor dua di dunia, tapi ekspor hasil lautnya duduk di nomor 3 di Asia Tenggara, hal itu menjadi dasar harus ada kebijakan baru saat saya kemudian diberi amanah oleh Presiden," terang Susi.
Ia menjelaskan hal pertama yang dia lakukan setelah dilantik menjadi menteri ialah mengundang beberapa duta besar negara tetangga, yang dia nilai nelayannya sering melakukan ilegal fishing di laut Indonesia.
"Thailand, Malaysia, Filipina, Tiongkok, termasuk Australia saya ajak makan malam. Dubes Australia sempat tidak terima saat itu karena dikategorikan sebagai negara yang nelayannya melakukan ilegal fishing. Tapi saya bilang kenyataannya seperti itu mau tidak mau harus berunding bersama," beber Susi menggambarkan.
Dalam pertemuan itu ia menjelaskan, sesuai dengan perundang-undangan Indonesia berhak menenggelamkan kapal nelayan yang melakukan ilegal fishing.
Setelah itu dipahami, eksekusi terhadap kapal-kapal yang tertangkap pun dilakukan.(*)