Para Pelajar Ini Bawa Sepeda hingga Kasur ke Panggung
Mereka menyajikan tembang Bengawan Solo dengan iringan musik menggunakan barang bekas, termasuk kasur, galon, seruling, kentongan dan lain-lain.
Laporan Wartawan Tribunjateng, Suharno
TRIBUNNEWS.COM, SOLO -- Sejumlah pelajar di Solo berpenampilan unik di panggung.
Mereka menyajikan tembang Bengawan Solo dengan iringan musik menggunakan barang bekas, termasuk kasur, galon, seruling, kentongan dan lain-lain.
Penampilan mereka berhasil memukau pengunjung acara Hari Teknologi Nasional (Hakteknas) di Stadion Manahan, Solo, akhir pekan lalu.
Tidak hanya pemulung, seorang tukang sapu, penjual nasi goreng, tukang jamu, hingga pria yang membawa kasur ikut naik ke panggung.
Melihat hal tersebut, para penonton yang ada di depan panggung bukannya bingung malah tertawa terpingkal-pingkal.
Sejumlah orang yang naik panggung tersebut merupakan grup musik Kolang-Kaling dari SMP Negeri 4 Solo yang menjadi peserta Lomba Musik Kreatif yang merupakan rangkaian program Hakteknas.
"Kami tidak hanya membawakan satu atau dua musik tetapi juga mengisahkannya. Jadi kami bawa kasur, sepeda bekas, kompor hingga wajan untuk dijadikan alat serta alat peraga untuk mengisahkan lagu kami," ujar anggota Kolang-Kaling, Nanda Ruben (14), sembari mengatakan dia membawakan lagu Bengawan Solo dan Lingsir Wengi.
Hal berbeda dilakukan grup musik asal Karanganyar, Harmoni Sesaat, yang menjadikan sejumlah barang bekas untuk dijadikan alat musik.
"Ini gitar, saya buat dari galon dipotong terus direkatkan dengan kayu. Ada juga sasando dan bas dari peralon, serta suling yang dibuat dari pipa dan kenalpot," ujar anggota Harmoni Sesaat, Ari Kurniawan (20).
Ari menambahkan untuk mengikuti Lomba Musik Kreatif ini, dia bersama dua orang temannya melakukan persiapan selama satu minggu untuk membuat alat musiknya serta menyamakan nada demi melantunkan lagu Bengawan Solo serta Caping Gunung.
Di sisi lain, Ketua Panitia Lomba Musik Kreatif, Budi Prajitno mengatakan Lomba Musik Kreatif ini diikuti oleh sejumlah grup musik dari Solo dan sekitarnya.
"Sebenarnya ada 12 yang ingin ikut tetapi yang akhirnya ikut hanya enam. Setiap tim membawakan dua lagu yakni Bengawan Solo untuk lagu wajib dan satu lagu lagi bebas," ujarnya yang juga menjelaskan penilaian berdasar kreatifitasnya, permainan alat musik hingga penampilan yang dapat menginspirasi penonton. (*)