Tewas Usai Ngopi
Pengacara Kesal Keterangan Saksi Berbelit-belit
"Tadi saudara bilang flexible. Sekarang saudara bilan SOP-nya es batu dulu. Flexible atau memang es batu?" tanya pengacara lagi dengan nada kesal.
Laporan Wartawan Tribunnews, Lendy Ramadhan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengacara terdakwa kasus kopi maut, Otto Hasibuan nampak kesal mendengar keterangan saksi persidangan yang berbelit-belit.
Hal tersebut terlihat dalam sidang lanjutan kasus kopi maut dengan terdakwa Jessica Kumala Wongso di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Jl. Bungur Besar, Kemayoran, Kamis (21/7/2016).
Awalnya pengacara melontarkan pertanyaan mengenai Standard Operational Procedure (SOP) dalam pembuatan es Vietnam kopi di tempat kejadian, di mana saksi menjadi seorang pembuat kopinya (Barista).
Lalu saksi menjawab dengan jawaban yang berubah-ubah dan terkesan membingungkan.
Tidak hanya pengacara, hakim juga ikut dibuat bingung dengan jawaban yang sama membingunkan.
"Semua saksi-saksi kita periksa juga begitu susu dulu baru es. Tapi pas dalam kasus ini, saudara memasukan es dulu baru kopi, di dalam berita acara ditanya, saudara tidak menjawab, kenapa terbalik sekali lagi?" kata Otto.
"Sebenarnya kalau Es dulu apa susu dulu itu sebenarnya flexible," jawab saksi.
"Menurut SOP seharusnya duluan susu atau es?" tanya hakim.
"Kalau SOP itu es batu dulu baru susu," jawab saksi.
"Yang saudara lakukan?" tanya hakim menimpali.
"Es batu dulu baru susu," jawab saksi.
"Tadi saudara bilang flexible. Sekarang saudara bilan SOP-nya es batu dulu. Flexible atau memang es batu?" tanya pengacara lagi dengan nada kesal.
Lalu saksi menjawab, bahwa dalam SOP tetap es batu dulu. Namun, saksi juga menyatakan, bahwa memasukkan susu dulu baru es batu setelahnya bukanlah hal yang janggal.
Selain membingungkan, keterangan saksi tersebut juga berbeda dengan keterangan saksi-saksi sebelumnya, yang menyatakan, bahwa SOP pembuatan es kopi Vietnam yang benar adalah memasukan susu terlebih dahulu sebelum memasukkan es batu.
Sebagaimana diketahui, saksi merupakan Barista di Cafe Olivier yang membuat es Vietnam kopi yang diminum korban Mirna, bernama Rangga. (*)