Lebaran 2016
Kiat Sehat di Hari yang Fitri
Tekanan darah yang melonjak hingga melebihi 180 dapat mengakibatkan pecahnya pembuluh darah disebut juga stroke hemoragik.
Laporan Wartawan Tribun Lampung, Ana Puspita
TRIBUNNEWS.COM, LAMPUNG - Berbicara momentum Idul Fitri sebenarnya tidak terlepas dengan momen lain seperti Natal, Idul Adha, juga tahun baru.
Idul Fitri merupakan suatu bentuk perayaan, satu momen di mana umat muslim merayakan hari rayanya.
Imbauan terkait dengan masalah kesehatan pada saat Idul Fitri sebenarnya berlaku pula untuk momen-momen lain yang disebutkan.
Idul fitri merupakan momen menyusul bulan Ramadan di mana pada bulan tersebut umat muslim diperintahkan untuk menahan hawa nafsu, termasuk nafsu terhadap makanan.
Biasanya, nafsu makan tersebut pada saat Idul Fitri, akan dilampiaskan pada makanan yang sebelumnya ditahan atau tidak disajikan.
Bila berbicara mengenai penyakit yang timbul setelah perayaan Idul Fitri, setidaknya ada tiga hal yang menjadi garis besar masalah yang memicu timbulnya penyakit-penyakit tersebut.
Dokter Selvia Anggraeni menjelaskan tiga hal tersebut antara lain higien atau higienis, faktor kelelahan dan jenis makanan.
"Pertama adalah higien baik higien personal maupun lingkungan. Saat berkunjung dari satu rumah ke rumah yang lain, mungkin kita mengenal orangnya namun boleh jadi kita tidak mengenal status higiennya. Bagaimana cara dia memasak, seperti apa air yang digunakan dan sebagainya. Higien personal yang buruk akan menyebabkan timbulnya diare yaitu gejala yang menandakan adanya proses infeksi pada usus manusia oleh bakteri atau kuman yang masuk melalui makanan," terangnya.
Selain higien personal, higien lingkungan pun mempengaruhi. Seringkali ditemui di sekitar kita saat momen Idul Fitri yaitu tumpukan wadah air minum terbuat dari plastik yang masih bercampur dengan air juga sisa minuman di dalamnya.
Apabila dibiarkan menumpuk maka akan menjadi tempat bagi nyamuk sebagai vektor penyakit demam berdarah dan juga malaria untuk bersarang.
Begitupun dengan sampah makanan yang dibuang sembarangan hingga memenuhi tong sampah maupun got, mengundang tikus untuk datang.
Padahal, jika sampah yang bercampur dengan kotoran tikus tersebut amatlah berbahaya sebab bila terjamah oleh manusia maka akan menimbulkan infeksi leptospirosis atau disebut juga demam kuning.
Pemicu yang kedua adalah faktor kelelahan di mana menjelang lebaran, masyarakat disibukkan dengan persiapan Lebaran maupun aktivitas mudik yang menjadi agenda rutin setiap tahunnya yang pada akhirnya membuat kelelahan.
Dalam tubuh manusia, jika mengalami kelelahan maka terjadilah stres yang mengakibatkan imunitas manusia menjadi turun sehingga rentan terserang penyakit.
Salah satunya adalah Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) ditandai dengan batuk juga pilek.
Di samping juga disebabkan oleh makanan berlemak, berpemanis dan berminyak yang mengaktivasi sel dalam tenggorokan sehingga timbul gatal, batuk dan radang.
Ketiga adalah jenis makanan yang dapat meningkatkan faktor resiko penyakit kronis, seperti hipertensi atau diabetes miletus, untuk kambuh atau timbul.
Pola tidur yang tidak baik serta beban pikiran berat sangat berpotensi menaikkan tekanan darah.
Ditambah lagi dengan konsumsi makanan bersantan, bersifat asin, atau makanan yang berbahan hewan berkaki empat seperti sapi yang notabene dapat memicu darah tinggi.
Apalagi bagi mereka yang sebelumnya sudah terdeteksi namun tidak mengonsumsi obat dan melakukan kontrol dengan teratur.
Tekanan darah yang melonjak hingga melebihi 180 dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah disebut juga stroke hemoragik atau stroke pecah pembuluh darah.
Sementara itu, tensi darah yang mencapai 180 juga menyebabkan kondisi krisis hipertensi, urgensi maupun emergensi, di mana terjadi rusaknya beberapa organ.
Tidak kalah berbahayanya juga adalah penyakit diabetes yang biasanya dipicu oleh makanan berkadar gula dan kalori tinggi yang bertendensi menaikkan kadar gula. Kadar gula yang terlalu tinggi bisa menyebabkan berkurangnya kesadaran hingga ke tahap koma.
Lalu jenis makanan berkolesterol tinggi yang membentuk plak lemak pada pembuluh darah di otak pada akhirnya menimbulkan stroke sumbatan. Pun bila terjadi sumbatan pada pembuluh darah di jantung maka akan menyebabkan penyakit jantung koroner.
"Terlepas dari tiga garis besar masalah pemicu penyakit tadi, ada satu hal lagi yang perlu diperhatikan yaitu keselamatan. Seperti sudah menjadi sebuah fenomena di rumah sakit bahwa pada saat lebaran maupun setelahnya, angka kecelakaan naik ya, untuk itu, keselamatan juga patut jadi hal yang diprioritaskan," tutup dokter yang bertugas di Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin ini. (*)