Senin, 6 Oktober 2025

Ahok Mengaku Dicurangi saat Mengikuti Pilgub Babel, Berikut Penjelasannya

"Dari dulu saya kampanye, saya punya pengalaman buruk soal oknum KPUD, oknum Bawaslu, saya punya pengalaman sangat buruk," katanya.

Penulis: Lendy Ramadhan
Editor: Mohamad Yoenus

Laporan Wartawan Tribunnews, Lendy Ramadhan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) bercerita tentang pengalaman buruknya mengikuti Pemilihan Gubernur (pilgub) di Provinsi Bangka Belitung (Babel) pada 2007.

Mantan Bupati Belitung Timur itu menjelaskan, bahwa dirinya dicurangi oleh oknum Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Babel.

Hal tersebut disampaikan Suami Veronica Tan itu dalam acara penandatanganan hibah kepada KPUD DKI Jakarta di Balai Kota DKI Jakarta, Jl. Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (16/5/2016).

Mengenakan pakaian batik ia menjelaskan bahwa ada oknum KPUD yang mencuranginya.

Kecurangan tersebut menurutnya terjadi ketika satu hari sebelum hari pencoblosan, kartu pemilihan para pendukungnya ditarik, sehingga para pendukungnya kehilangan hak pilih.

Selain itu, Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu juga menceritakan kecurangan lain yaitu peminjaman TPS yang dipinjam kartu suaranya, dan tak kunjung kembali.

"Dari dulu saya kampanye, saya punya pengalaman buruk soal oknum KPUD, oknum Bawaslu, saya punya pengalaman sangat buruk," katanya.

"Saya juga ikut Pilkada langsung Gubernur 2007, bagaimana hampir semua pengurus KPU juga adalah ketua Ormas Barindo, dan gubernur yang sudah almarhum, yang mencalonkan diri Bupati Bangka, itu juga Ketua Barindo," tuturnya.

"Dan pada hari min tiga, dia tetap ikrar, tetap bagi beras, bagi apapun dan bukan pelanggaran. Karena dia sendiri fotonya. Dan seluruh Ketua KPUD itu Ketua Barindo juga. Dan itu bukan dianggap pelanggaran," ucapnya.

"Dan itu kecurangan sangat masif dan saya bawa ke MA (Mahkamah Agung). Itu bapak ibu kalau saya ceritakan masa itu, lalu ternyata disurvei yang milih saya ini Melayu Muslim. Karena di Bangka Belitung paling banyak muslim," ujarnya.

"Lalu apa yang dilakukan, kartu (pemilih)nya ditarik oleh oknum-oknum KPUD. Besok mau pemilihan, itu ditarik kartunya malam-malam, supaya tidak bisa milih. Dulu nggak boleh milih, kalau nggak ada kartu. Lalu lebih gawat lagi ada TPS yang dia pinjam kartu suaranya, sampai jam 2 nggak kembali," ungkanya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved