Kamis, 2 Oktober 2025

Memprihatinkan, Demi UN Pelajar di Bandung Harus Menyeberang Sungai Naik Rakit

Sejak terputus akibat tergerus aliran sungai pada Rabu (20/4/2016), jembatan itu belum juga diperbaiki.

Editor: Mohamad Yoenus

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Mumu Mujahidin

TRIBUNNEWS.COM, CILILIN - Demi mengikuti ujian nasional (UN) dan ujian akhir madrasah (UAM) sejumlah siswa MTs dan MI dari RT 02/11, Kampung Pabuaran, Desa Rancapanggung,Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat, terpaksa menyeberangi Sungai Ciminyak menggunakan rakit, Selasa (10/5).

Sejak terputus akibat tergerus aliran sungai pada Rabu (20/4/2016), jembatan itu belum juga diperbaiki.

Bahkan jembatan darurat yang pernah dijanjikan pemerintah melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) pun tak kunjung berwujud.

Untuk sementara, warga terpaksa membuat rakit untuk penyeberangan sungai atau menempuh jalur memutar ke Kampung Bonjot melewati Desa Mukapayung yang jarak tempuhnya sekitar 8 km.

Dilla Fadilatunnisa (13), siswi MTs Al Mubarok, dari rumahnya di RT 03/10, Kampung Citawa, Desa Rancapanggung, berangkat pada pukul 06.30.

"Kalau enggak menyeberang, ya harus memutar jauh. Mending lewat sini (naik rakit), daripada nanti kesiangan ujian," katanya.

Selain itu, katanya, kalau harus mengambil jalan lain memutar ke Mukapayung, ia harus mengeluarkan ongkos ojek yang tak sedikit.

"Naik ojek ongkosnya mahal, bisa Rp 10 ribu sekali memutar, bolak-balik jadi Rp 20 ribu. Biasanya juga jalan kaki, jadi jalan saja, menyeberang pakai rakit," ujarnya.

Selain siswa SMP/MTs sederajat yang melakukan UN pada Senin (9/5) hingga Kamis (12/5), para murid madrasah ibtidaiyah (MI) setingkat sekolah dasar juga tengah melakukan UAM pada Senin sampai Jumat (13/4).

"Hari ini ujian Akidah Akhlak dan SKI (Sejarah Kebudayaan Islam)," ujar Ninih Fadilatul Mutmainnah (12), siswi MI Muslimin, Kampung Cikadu, Desa Cikadu, Kecamatan Sindangkerta.

Ninih mengatakan, sejak terputusnya jembatan tersebut, dia bersama teman-temannya harus menyeberang sungai menggunakan rakit setiap hari, baik berangkat maupun pulang sekolah.

Awalnya, kata Ninih, dia merasa takut jatuh, terlebih kalau airnya sedang pasang.

"Kalau sekarang mah sudah biasa, malah senang kalau ramai-ramai sama teman," kata Ninih. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved