1000 Guru, Mereka yang Terpanggil untuk Mengajar di Pedalaman

Laporan Wartawan Tribun Lampung, Yoga Noldy Perdana

TRIBUNNEWS.COM, BANDAR LAMPUNG - Di Bandar Lampung ada komunitas 1000 Guru. Mendengar namanya, mungkin banyak yang menebak kalau komunitas tersebut beranggotakan pengajar di sekolah formal pada umumnya.

Namun, makna 1000 guru di sini merupakan suatu perkumpulan orang dari berbagai latar belakang profesi di antaranya, pegawai swasta, mahasiswa, wartawan, atau siapapun yang bersedia mengabdi secara sukarela sebagai pengajar siswa sekolah di pelosok atau pedalaman.

Bendahara Umum komunitas 1000 guru Lampung, Dewi Fitriana Sari, menuturkan 1000 Guru merupakan sebuah komunitas peduli terhadap pendidikan di daerah pedalaman.

Saat ini, lanjut dia, sudah tersebar di seluruh pelosok Indonesia. Termasuk di Lampung sendiri.

Relawan bisa merasakan menjadi guru bagi anak-anak di pedalaman pada saat menggelar acara rutin komunitas yang bernama Traveling and Teaching.

Sejarah berdirinya komunitas ini berasal dari seorang bernama Jemi Ngadiono. Dia adalah pendiri komunitas tersebut. 

Dengan pengetahuan dan tekatnya, ia berusaha membenahi potret buram pendidikan di berbagai daerah pedalaman Indonesia.

Jemi, demikian sapaan akrabnya, saat itu masih bekerja di rumah produksi karet. Ia berinisiatif membuat gerakan 1000 Guru pada tahun 2012. Kemudian berkembang sampai saat ini dengan menyebar di seluruh pelosok-pelosok daerah di Indonesia.

Dewi mengatakan, alasan komunitas 1000 Guru memajukan pendidikan di daerah pedalaman dianggap mendesak. Dari segi kualitas, pendidikan di pelosok jauh tertinggal dibandingkan kualitas pendidikan di kota.

“Untuk jadi relawan, tentunya melalui proses seleksi dari kami. Karena tidak semua orang bisa jadi guru,” tandasnya.(*)